Macron Ingatkan Adanya Jasa PBB, Israel Balas Sombong: Kami Lahir dari Perang Kemerdekaan

Israel yang dipimpin Netanyahu hari ini, dulu didirikan berdasarkan keputusan PBB.

AP Photo/Michel Euler
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato, Rabu 12 Juni 2024 di Paris. Macron mengatakan, Israel yang dipimpin Netanyahu hari ini, dulu didirikan berdasarkan keputusan PBB.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (15/10/2024) meminta Benjamin Netanyahu untuk tidak melupakan sejarah. Macron mengatakan, Israel yang dipimpin Netanyahu hari ini, dulu didirikan berdasarkan keputusan PBB.

Baca Juga


Macron merujuk pada resolusi Majelis Umum PBB pada November 1947 tentang pembagian Palestina menjadi dua negara: Yahudi dan Arab. Menurut dia, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengabaikan keputusan-keputusan PBB.

Meski dikecam oleh masyarakat internasional, Israel terus melancarkan serangan di Gaza dan Lebanon. Macron adalah salah satu pemimpin dunia yang menyerukan agar ekspor senjata ke Israel dihentikan.

Prancis juga mengutuk tembakan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan. Menanggapi pernyataan Macron itu, kantor Netanyahu menyatakan bahwa Israel tidak didirikan melalui keputusan PBB, tetapi lewat "Perang Kemerdekaan."

Lewat unggahan di platform X, mereka mengatakan bahwa "dalam beberapa dekade terakhir, PBB telah menyetujui ratusan keputusan anti-Yahudi" terhadap Israel.

Netanyahu disebut anak iblis..

Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, membandingkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler. Ortega menyebut Netanyahu sebagai "anak iblis", tiga hari setelah Managua mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

"Di kepala pemerintahan Israel ada seorang perdana menteri yang merupakan anak iblis," ujar Ortega dalam acara peringatan 45 tahun Kepolisian Nikaragua, Selasa (15/10/2024).

Ortega membandingkan Netanyahu dengan Hitler karena perdana menteri Israel tersebut "menerapkan kebijakan teror" di Timur Tengah. “Dan itu adalah Hitler, ya, perdana menteri Israel adalah Hitler, yang ditempatkan di sana, menyerukan untuk menghancurkan bangsa-bangsa,” tambahnya.

Pada Jumat (11/10/2024), Pemerintah Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, setahun setelah genosida brutal yang terus dilakukan oleh pemerintahan perang fasis dan kriminal Israel terhadap rakyat Palestina. Nikaragua dan Israel sebelumnya memulihkan hubungan diplomatik pada 2017 setelah Ortega memutuskan hubungan pada 2010.

“Pemerintah Republik Nikaragua memutuskan semua hubungan diplomatik dengan pemerintahan fasis Israel,” demikian pernyataan tersebut.

Keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Wakil Presiden Rosario Murillo, istri Presiden Ortega, didasarkan pada resolusi Parlemen Nikaragua. Pemerintah Nikaragua juga memerintahkan penarikan duta besarnya dari Israel pada Senin (14/10/2024).

Presiden Nikaragua juga menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa mendukung serta mempersenjatai Israel. “Mereka membawa dunia menuju perang total atau mereka tidak punya pilihan selain menunggu kekalahan,” ujar Ortega, yang telah berkuasa sejak 2007.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler