Israel Kecolongan, Sudah Tujuh Tahun Mata-Mata Iran Intai Pangkalan Militer dan Energi

Tujuh warga negara Israel beroperasi atas nama intelijen iran.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Polisi memeriksa kerusakan di lokasi ledakan yang diduga oleh Drone di Tel Aviv, Israel,Jumat (19/7/2024). Dikabarkan satu orang tewas dan delapan yang lain terluka dalam ledakan yang diduga disebabkan oleh serangan Drone.
Rep: Kamran Dikarma Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Informasi intelijen seputar pertahanan Israel ternyata sudah sampai ke tangan Iran sejak tujuh tahun terakhir. Kepolisian Israel mengungkapkan, mereka telah menangkap tujuh warga negaranya yang diduga melakukan spionase untuk Iran.

Baca Juga


Ketujuh orang itu disebut sudah tujuh tahun menghimpun informasi tentang pangkalan militer dan infrastruktur energi Israel, kemudian melaporkannya ke intelijen Iran. 

"Badan keamanan internal dan polisi berhasil membongkar jaringan mata-mata yang melibatkan tujuh warga negara Israel yang beroperasi atas nama intelijen Iran," kata kepolisian nasional Israel dalam pernyataannya, Senin (21/10/2024), dikutip laman Al Arabiya. 
 
Kepolisian Israel mengungkapkan, ketujuh warga Israel yang ditangkap berasal dari kota Haifa dan wilayah utara negara tersebut. "Jaringan ini terlibat dalam pengumpulan informasi sensitif tentang pangkalan (militer) IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan infrastruktur energi," katanya.
 
Menurut kepolisian Israel, berdasarkan hasil penyidikan, ketujuh warga Israel yang ditangkap melakukan beberapa misi di bawah arahan dua agen Iran yang dikenal sebagai Alkhan dan Orkhan. Mereka sudah beroperasi selama tujuh tahun. "Anggota jaringan tersebut menyadari bahwa intelijen yang mereka berikan membahayakan keamanan nasional dan berpotensi membantu serangan rudal musuh," kata polisi Israel. 
 
“Jaringan tersebut melakukan misi pengintaian ekstensif di pangkalan-pangkalan IDF di seluruh negeri, dengan fokus pada instalasi angkatan udara dan laut, pelabuhan, lokasi sistem Iron Dome, dan infrastruktur energi seperti pembangkit listrik Hadera,” tambah kepolisian Israel. 
 
 

Menurut kepolisian Israel, ketujuh warganya kerap diminta memotret dan memvideokan lokasi-lokasi strategis. Data-data yang terkumpul kemudian diserahkan kepada agen Iran. 
 
“Penyelidikan tersebut menghasilkan penyitaan sejumlah besar materi yang dikumpulkan oleh anggota jaringan untuk agen-agen Iran. Ini termasuk foto-foto dan video dari sejumlah pangkalan IDF di seluruh Israel, pelabuhan, dan infrastruktur energi," kata seorang pejabat dari badan keamanan internal Israel seperti dikutip dalam pernyataan polisi.
 
“Dinilai bahwa kegiatan-kegiatan ini telah menimbulkan kerusakan keamanan pada negara," tambah pejabat tersebut. 
 
Selain mendokumentasikan lokasi-lokasi strategis, ketujuh warga Israel yang ditangkap juga ditugaskan mengumpulkan informasi intelijen tentang beberapa warga negara Israel  Kepolisian Israel mengungkapkan, ketujuh warganya menerima upah ratusan ribu dolar untuk pekerjaan mereka. Proses pembayaran kerap menggunakan mata uang kripto. 
 
Saat ini Israel diketahui tengah terlibat konfrontasi multifront. Mereka menghadapi Hamas di Jalur Gaza, kelompok Hizbullah di Lebanon, dan kelompok Houthi di Lebanon. Kelompok-kelompok yang saat ini dihadapi Israel banyak memperoleh dukungan dari Iran. 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler