Saatnya Muslimah Belajar dari Aisyah
Sayyidah Aisyah mempunyai keutamaan yang tidak dimiliki istri Rasulullah yang lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai seorang perempuan, penting bagi Muslimah untuk mengenal diri sendiri. Ini seperti yang diungkapkan oleh seorang ulama, “Siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal penciptanya."
Demikian dikatakan Ustadzah Aisyah Farid dalam acara Indahnya Cinta Aisyah di Balai Sudirman, Jakarta, belum lama ini. Ustadzah Aisyah Farid pun mengungkapkan, kelebihan maupun kekurangan adalah bagian dari kesempurnaan Muslimah.
Dia mengingatkan, setiap perempuan harus mempelajari dirinya sendiri karena sifat perempuan yang cenderung mudah terbawa pengaruh luar bisa menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik.
Meneladani tokoh-tokoh perempuan dalam Islam, Muslimah bisa belajar dari Sayyidah Khadijah yang penuh kelembutan, penyayang, dan memiliki jiwa keibuan. Asiah binti Muzahim, istri Fir’aun, menjadi contoh wanita tangguh yang tidak mudah menyerah meski memiliki suami yang pelit dan tidak saleh dan mengajarkan kesabaran luar biasa.
"Sayyidah Maryam, dengan kesanggupannya menghadapi berbagai ujian, memberi kita pelajaran tentang keteguhan hati dalam menghadapi cobaan. Dan Sayyidah Fatimah, putri Rasulullah, menjadi teladan perempuan yang sabar, lembut, dan ridha dengan segala ketetapan Allah, serta menjadi ibu yang dekat dengan ayahnya, Rasulullah,"ujar dia.
Sosok Sayyidah Aisyah RA juga merupakan panutan penting bagi perempuan muslim. Lahir di Makkah pada 613 M, Aisyah adalah putri Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Ummu Ruman. Aisyah memiliki kedudukan istimewa sebagai istri ketiga Rasulullah SAW, dan dia dikenal sebagai Ummul Mu'minin, ibu dari orang-orang beriman, sebagaimana disebutkan dalam Alqur'an surat Al-Ahzab ayat 6.
Aisyah adalah satu-satunya istri Rasulullah yang dinikahi dalam keadaan perawan. Dia juga menjadi istri yang paling dicintai oleh Rasulullah. Hadis riwayat Amr bin Al-Ash mencatat bahwa Rasulullah pernah ditanya siapa manusia yang paling beliau cintai, dan beliau menjawab, "Aisyah."
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Jibril pernah datang kepada Rasulullah membawa gambar sepotong sutra hijau dengan gambar Aisyah di atasnya. Jibril mengatakan bahwa Aisyah adalah istri beliau di dunia dan di akhirat.
Sayyidah Aisyah memiliki sembilan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh istri Rasulullah yang lain, yaitu Jibril membawa gambar Aisyah kepada Rasulullah untuk dinikahi. Dia satu-satunya istri yang dinikahi dalam keadaan perawan. Wahyu sering turun saat Rasulullah berada dalam selimut yang sama dengan Aisyah.
Ayat Al-Qur'an bahkan khusus diturunkan terkait peristiwa yang hampir mencelakakan Aisyah, dia pernah melihat Jibril, sementara istri-istri yang lain tidak. Rasulullah juga wafat di rumah Aisyah dan hanya dia yang merawat beliau saat itu.
Doa Rasulullah kepada Aisyah menunjukkan betapa tingginya kedudukan Aisyah di hati beliau. Rasulullah berdoa, “Ya Allah, ampunilah Aisyah seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang, dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi.” Ini menunjukkan betapa Rasulullah sangat mencintai Aisyah dan mendoakan kebaikan baginya di dunia dan akhirat.
Aisyah RA juga dikenal sebagai sosok yang cerdas, berwawasan luas, dan memiliki ingatan yang sangat kuat. Dia sering berpikir kritis dan analitis dalam melihat berbagai peristiwa, serta meriwayatkan lebih dari 2.200 hadis dari Rasulullah SAW. Dari hadits-hadits tersebut, 174 di antaranya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Kecerdasan Aisyah juga terlihat dalam penguasaannya terhadap tiga bidang ilmu sekaligus, yaitu ilmu fiqih, ilmu kedokteran, dan ilmu syar'i. Ini menambah bukti bahwa Aisyah adalah seorang perempuan yang berperan besar dalam penyebaran ilmu keislaman setelah wafatnya Rasulullah.
Dalam dinamika rumah tangga, Aisyah RA juga menghadapi berbagai ujian. Salah satu peristiwa besar adalah fitnah yang menimpa dirinya, di mana Allah SWT langsung membebaskannya dari tuduhan tersebut melalui wahyu yang tertuang dalam Al-Qur'an.
Sebagaimana halnya dengan Sayyidah Maryam yang dibebaskan dari fitnah dengan kesaksian anaknya, Allah membebaskan Aisyah dengan turunnya ayat Al-Qur'an sebagai pembuktian dari fitnah yang sangat keji.
Aisyah RA menjadi contoh yang luar biasa bagi perempuan muslim di zaman sekarang. Kita bisa belajar dari kebijaksanaan, kecerdasan, dan ketabahannya dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Sebagaimana nasihat yang diberikan, "Ingatlah di hari-hari bahagia agar kita tidak lalai, dan saat kita dalam kesulitan agar kita tidak menyerah,"ujar Ustadzah Aisyah Farid.
Ustadzah Aisyah pun berpesan agar tetaplah melibatkan Allah dan Rasul-Nya dalam setiap proses kehidupan kita. Dengan meneladani sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh tokoh-tokoh perempuan dalam Islam, terutama Sayyidah Aisyah RA, kita sebagai perempuan muslim dapat menjadikannya sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih taat kepada Allah SWT.