Serangan Israel Tewaskan Puluhan Orang di Gaza Utara Saat Perundingan Gencatan Senjata

Pimpinan CIA akan bertemu Mossad di Doha untuk mendiskusikan gencatan senjata.

dok Republika
Warga Palestina berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 25 Oktober 2024.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 36 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza pada hari Ahad (27/10/2024), sebagian besar dari mereka berada di wilayah utara daerah kantong itu. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan peristiwa itu terjadi saat upaya untuk mengamankan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung lebih dari setahun dilanjutkan di Qatar.

Baca Juga


Seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang perundingan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pimpinan CIA dan badan intelijen Israel Mossad akan bertemu dengan perdana menteri Qatar pada hari Ahad di Doha.

Negosiasi tersebut akan mengupayakan gencatan senjata jangka pendek dan pembebasan beberapa sandera yang ditahan Hamas sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, kata pejabat tersebut.

Perundingan tersebut bertujuan untuk membuat Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan pertempuran selama kurang dari sebulan dengan harapan hal itu akan mengarah pada gencatan senjata yang lebih permanen.

Tidak ada komentar langsung dari Hamas.

AS, Qatar, dan Mesir telah memimpin negosiasi untuk mengakhiri perang, yang pecah setelah pejuang Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Israel telah membunuh hampir 43 ribu warga di Gaza dan menghancurkan daerah kantong padat penduduk.

Tidak jelas apakah pejabat Mesir juga akan bergabung dalam perundingan pada hari ini.

Setidaknya 34 dari mereka yang tewas pada hari Ahad berada di Gaza utara, tempat pasukan Israel telah kembali untuk mengusir pejuang Hamas yang katanya telah berkumpul kembali di sana. Dua puluh orang tewas setelah serangan udara terhadap rumah-rumah di Jabalia, kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Jalur Gaza.

Lokasi ini telah menjadi fokus serangan militer Israel selama lebih dari tiga minggu, kata petugas medis dan kantor berita resmi Palestina WAFA.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler