Banyak Berbicara tentang Lebah, Ini 11 Maksud Diturunkannya Surat An-Nahl
Surat An-Nahl mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat an-Nahl adalah surah keenam belas dalam urutan surat-surat dalam Alquran. Ayat-ayatnya terdiri dari 128 ayat.
Sebagian besar ahli tafsir sepakat bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di Makkah, kecuali beberapa ayat yang merupakan surat Madinah.
Surat ini disebut an-Nahl karena berbicara tentang serangga bermanfaat ini, yang menyediakan makanan bermanfaat dan menyembuhkan bagi manusia. Salah satu berkah yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.
Dinamakan juga “an-Ni'am” karena banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya, seperti nikmat hujan, nikmat matahari, bulan, dan bintang, serta nikmat anak dan istri, dan Allah SWT berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang." (QS an-Nahl: 18).
Secara umum, tujuan dari surat al-Nahl berfokus pada tema-tema utama keimanan yaitu meliputi Ketuhanan, wahyu, dan kebangkitan. Surat ini juga menyentuh tujuan-tujuan sampingan yang berkaitan dengan tema-tema utama tersebut.
Salah satu kebenaran terpenting yang disoroti dalam surat ini adalah kebenaran besar tentang Keesaan, yang menghubungkan agama Ibrahim dan agama Muhammad SAW.
Surat ini juga menyoroti kebenaran kehendak Ilahi dan kehendak manusia dalam hal keimanan dan kekafiran, petunjuk dan kesesatan. Ini menunjukkan fungsi para rasul dan ketentuan Allah SWT pada orang-orang kafir.
Demikian juga topik terkait dengan halal haram, dan ilusi berhala. Surat ini membahas pula tentang hijrah karena Allah SWT, fitnah terhadap kaum Muslimin dalam agama mereka, kekafiran setelah keimanan, dan pahala semua itu di sisi Allah SWt.
Selain tema-tema doktrin, surat ini juga membahas tema-tema pengobatan: Keadilan, amal, pembelanjaan, pemenuhan perjanjian, dan tema-tema lain tentang perilaku berdasarkan iman.
Tujuan dari ayat-ayat surah ini dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, menyebutkan nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, dan merincinya sedemikian rupa untuk membangkitkan motivasi bersyukur, sehingga manusia dapat mendekatkan diri kepada Sang Pemberi nikmat.
Seperti nikmat pendengaran dan penglihatan, nikmat istri dan anak, nikmat hujan dan makanan, dan nikmat tempat berlindung dari panas dan dingin...
Kedua, membicarakan bukti-bukti tauhid dengan menjelaskan keagungan ciptaan Allah SWT, hakikat hari pembalasan dan pembalasan, serta memperingatkan orang-orang musyrik akan datangnya hari pembalasan dan siksaan.
Alasan ketidakpercayaan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat adalah karena “hati mereka mengingkari” (QS An-Nahl: 22). Kekafiran merupakan sifat laten yang menghalangi mereka untuk mengetahui tanda-tanda yang nyata, “Dan mereka sombong” (QS An-Nahl: 22), karena kesombongan menghalangi mereka untuk tunduk dan berserah diri.
Ketiga, surat ini menampilkan model manusia ketika mereka ditimpa kesusahan, mereka hanya memohon kepada Allah SWT, hingga ketika kesusahan itu hilang, mereka mulai kembali syirik kepada Pencipta dan Penghilang kesusahan mereka:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain)." (QS an-Nahl: 53-54).
Keempat, menjelaskan sejumlah hukum-hukum syariah yang bersifat umum seperti perintah untuk melakukan keadilan, sedekah, melarang perbuatan keji dan mungkar, melanggar perjanjian, hijrah, jihad, serta seruan untuk berterima kasih kepada Sang Maha Pemberi atas berkat-berkat-Nya yang tak terhitung jumlahnya.
Kelima, surat ini berbicara tentang Ibrahim 'alaihissalam, dan menggambarkannya sebagai:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)." (QS An-Nahl: 120).
BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah
Keenam, surat ini berbicara tentang kesesatan orang-orang musyrik, seperti menyembah berhala-berhala yang tidak ada Tuhannya.
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ
"Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun)." (QS an-Nahl: 73) dan pembunuhan anak perempuan (QS An-Nahl: 58).
Ketujuh, surat ini menyebutkan beberapa adab membaca Alquran, yaitu berlindung kepada Allah SWT dari setan untuk mengusir gangguannya dari majelis Alquran, dan memperingatkan manusia dari bisikan setan.
Kedelapan, menyebutkan beberapa pernyataan orang-orang musyrik tentang Alquran. Sebagian dari mereka menuduh Nabi Muhammad SAW memfitnah Allah SWT. (QS an-Nahl: 101) dan (QS An-Nahl: 103).
Kesembilan, surat ini memerintahkan para penyeru kepada Allah bahwa seruan mereka harus dilakukan dengan cara yang terbaik, bukan dengan cara yang paling kejam, agar tidak mengasingkan orang dari agama ini, yang telah dipilih oleh Yang Maha Kuasa untuk semua orang.
Kesepuluh, surat ini menetapkan prinsip hukuman timbal balik, dan meningkatkannya dengan meminta pengampunan dan kesabaran dalam menghadapi bahaya.
BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar
Kesebelas, surat ini diakhiri dengan menyatakan bahwa Allah bersama hamba-hamba-Nya yang saleh yang mematuhi aturan-Nya dan tidak melampaui batas-Nya.
Dia bersama hamba-hamba-Nya yang baik hati, yang berbuat baik kepada diri mereka sendiri dengan memberikan ketaatan dan pengorbanan, dan berbuat baik kepada orang lain dengan akhlak yang baik.