Mengapa Orang yang Bermaksiat Juga Masih Mendapatkan Nikmat Allah SWT?
Allah SWT akan memberikan nikmat-Nya kepada siapa pun
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Allah SWT tidak pilih kasih, sebab siapapun akan mendapatkan rezeki dari Allah SWT meski mereka adalah pendosa.
Hal ini sebagaimana disampaikan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitabnya Nashaih al-’Ibad yang mengutip pernyataan yang diriwayatkan Sa'ad bin Hilal radiyallahu anhu.
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَذْنَبَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ بِأَرْبَعِ خِصَالٍ : لا يَحْجُبُ عَنْهُ الرِّزْقَ وَلَا يَحْجُبُ عَنْهُ الصَّحَةُ وَلَا يُظْرُ عَلَيْهِ الذَّنْبَ وَلَا يُعَاقِبُهُ عَاجِلاً
Sa'ad bin Hilal radiyallahu anhu berkata, "Sesungguhnya seorang hamba meskipun berbuat dosa, tetapi Allah tetap memberinya empat perkara. Yaitu rezeki tidak akan dihalangi darinya, (begitu pula) kesehatan tidak akan dihalangi darinya, dosa tidak ditampakkan kepadanya, dan siksaan tidak ditimpakan kepadanya dengan cepat." (Kitab Nashaih al-’Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)
Seorang hamba apabila berbuat dosa, maka Allah SWT tetap memberikan kenikmatan kepadanya dengan empat perkara. Yaitu pertama, Allah SWT tidak akan menahan rezeki untuknya.
Kedua, Allah SWT akan tetap memberikan kesehatan kepadanya. Ketiga, Allah SWT selalu menutupi dosa-dosanya. Keempat, siksaan-Nya tidak akan ditimpakan kepadanya dengan segera. Artinya siksaan dari Allah SWT tidak ditimpakan pada waktu ia melakukan salah, tapi Allah SWT memberi tempo atau waktu kepadanya (agar dia bertobat). Tetapi Allah SWT juga tidak akan membiarkannya dengan begitu saja.
Dilansir dari kitab Nashaih al-'Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.
Diceritakan, bahwa sesungguhnya Nabi Adam 'alaihissalam berkata, "Sesungguhnya Allah memberikan kepada umat Muhammad empat kehormatan yang tidak diberikan-Nya kepadaku."
"Pertama, tobatku hanya diterima di Makkah, tetapi umat Muhammad dapat bertobat dimana saja, dan tobat mereka pun dapat diterima."
"Kedua, sesungguhnya aku berpakaian, tetapi ketika umat Muhammad berbuat maksiat dalam keadaan telanjang, justru Dia memberikan pakaian kepada mereka."
BACA JUGA: Aksi Menjijikkan Tentara Israel Pakai Baju Dalam Wanita Gaza dan Lebanon, Apa Maksudnya?
"Ketiga, ketika aku berbuat maksiat, Allah memisahkanku dengan istriku, sedang umat Muhammad jika berbuat dosa, Allah tidak memisahkan mereka dari istri-istrinya."
"Keempat, aku telah berbuat dosa di surga, maka Allah mengusirku darinya, sedangkan jika umat Muhammad berbuat maksiat kepada Allah di luar surga, justru Allah memasukkannya ke dalam surga, jika dia mau bertobat."