Lawan Arsenal, Inter akan Berjuang Pertahankan Penguasaan Bola
Simone Inzaghi memuji permainan ofensif Arsenal dan siap mengimbanginya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inter Milan akan mencoba menguasai bola melawan Arsenal yang haus kemenangan setelah tiga pertandingan tanpa kemenangan di Liga Primer Inggris. Tekad ini diutarakan pelatih tim raksasa Serie A itu Simone Inzaghi menjelang pertemuan kedua tim di Liga Champions, Kamis (7/11/2024) dini hari WIB.
Arsenal belum pernah menang di liga sejak kemenangan kandang 3-1 atas Southampton pada 5 Oktober lalu. The Gunners menderita kekalahan tandang dari tim Bournemouth 0-2 dan Newcastle United 0-1, serta hasil imbang 2-2 di kandang melawan Liverpool.
"Kita semua tahu bagaimana tim-tim besar bereaksi setelah kekalahan, lihatlah kami setelah derby. Anda melihat tim-tim yang ingin memperbaiki diri," kata Inzaghi dalam konferensi pers pada Selasa (5/11/2024), dikutip Reuters.
Inzaghi menyaksikan pertandingan antara Arsenal dan Newcastle. Bermain di kandang Newcastle, kata Inzaghi, tidaklah mudah. Namun ia melihat pertandingan berjalan terbuka dan menarik. Ini menunjukkan Arsenal tak segan bermain ofensif meskipun tampil di kandang sehingga Inzaghi waspada menyiapkan laga yang akan dipanggungkan di Stadion Giuseppe Meazza, Milan nanti.
"Kami akan menghadapi tim yang kalah dua setengah hari yang lalu, mereka akan ingin memainkan pertandingan yang hebat di sini," kata Inzaghi.
Inter kalah 2-1 dari AC Milan pada derby della Madonnina akhir September lalu, tapi kemudian memenangkan tujuh pertandingan dan sekali seri di semua kompetisi. Kekalahan kontar Milan baru satu-satunya yang mereka derita sejauh musim ini berjalan.
Meskipun baru-baru ini mengalami kendala di kompetisi domestik, tim Mikel Arteta tidak terkalahkan dalam kompetisi klub elite Eropa. Arsenal dan Inter sama-sama mengantongi tujuh poin di klasemen.
"Kami menghadapi salah satu tim terbaik di Eropa, sangat dikenal dengan pelatih yang hebat. Jika Anda melihat Arsenal di antara 100 tim, tanpa mengetahui namanya, Anda pasti mengenali mereka. Mereka bermain untuk dua gelar Inggris terakhir dengan poin demi poin bersama Manchester City," kata Inzaghi.
"Kami harus berusaha menguasai bola sebanyak mungkin, kami tahu bahwa kami menghadapi tim yang memberikan banyak tekanan ofensif. Kami tahu bahwa itu akan menjadi masalah bagi kami saat mereka menguasai bola, tetapi yang sebaliknya juga benar," ujar Inzaghi menambahkan.
Saat ditanya apakah ia menikmati format baru kompetisi tersebut, dengan babak penyisihan grup digantikan oleh fase liga 36 tim mulai musim ini, pelatih asal Italia itu mengatakan hal itu menimbulkan tantangan yang lebih besar.
"Ini jauh lebih sulit bagi kami para pelatih, bahkan bagi para pemain," kata Inzaghi.
Sebelumnya, kata dia, tim-tim mempersiapkan diri untuk enam pertandingan melawan tiga lawan. Jadi sampai Februari, para pelatih dan pemain berkonsentrasi pada tiga tim yang membuatnya lebih mudah.
"Sekarang Anda harus memikirkan delapan pertandingan yang berbeda. Sebelumnya, setelah tiga pertandingan pertama, Anda hanya memikirkan klasemen, sementara sekarang Anda tahu posisi dan berapa banyak poin yang dibutuhkan, tetapi kemudian mungkin penempatannya ditentukan berdasarkan gol yang dicetak atau kebobolan," kata Inzaghi.
"Ini mungkin grup yang lebih menarik, lebih menghibur, tetapi juga lebih sulit. Tontonan makin seru, tetapi tuntutannya makin tinggi," tutupnya.