Muhammadiyah Undang Presiden Prabowo Membuka Tanwir di Kupang

Tanwir Muhammadiyah akan digelar pada 4-6 Desember di Kupang, NTT.

dok ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Pidato Milad ke-112 Muhammadiyah, Senin (18/11/2024). Tema Milad dan Tanwir Muhammadiyah tahun ini ialah Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengundang Presiden RI Prabowo Subianto untuk membuka Tanwir. Kegiatan yang berkesinambungan dengan Milad ke-112 Muhammadiyah itu akan digelar di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 4-6 Desember 2024.

Baca Juga


"Insya Allah, kami sudah bersurat langsung dan bertemu untuk mengundang Presiden RI Prabowo Subianto untuk membuka dan menyampaikan amanat dalam Tanwir itu," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, DIY, Senin (18/11/2024).

Pihaknya berharap, Kepala Negara dapat memenuhi undangan tersebut walau saat ini Prabowo masih mengikuti rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil.

"Mudah-mudahan tidak ada kendala karena masih mengikuti G20 dan tugas-tugas ke luar negeri," ucap Haedar Nashir.

Kupang, NTT, menjadi tuan rumah Tanwir Muhammadiyah. Haedar menjelaskan, gerakan Islam ini sudah hadir di wilayah itu, yang salah satunya ditandai dengan lahirnya Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK). Kampus tersebut juga menjadi lokasi Tanwir.

Secara berseloroh, Haedar menuturkan, UMK kerap disebut sebagai "Universitas Muhammadiyah Kristen." Sebab, memang pada faktanya mayoritas mahasiswa setempat adalah saudara-saudara sebangsa Indonesia yang beragama Kristen.

Ia menjelaskan, Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah mengusung tema "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua." Persyarikatan memilih tema kemakmuran karena secara spesifik terkandung di dalam tujuan nasional, yang disebutkan Mukaddimah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni mewujudkan Indonesia bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Menurut Haedar, kemakmuran dapat tercapai bila semua kekayaan yang dimiliki negara dipergunakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan seluruh rakyat. Jadi, tujuannya bukan hanya menyejahterakan segelintir orang atau kelompok-kelompok tertentu.

Selain membahas konsep kemakmuran, Muhammadiyah ke depannya juga mengagendakan program-program praksis. Semuanya akan terus disinergikan dengan tiga posisi.

Pertama, posisi dan program pemerintah di periode ini. Kedua, posisi dan program masyarakat lain, termasuk di tingkat lokal.

"Dan ketiga, tentu program Muhammadiyah, apa-apa yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan masyarakat," ujar dia.

Haedar mengatakan, Indonesia makmur dalam khazanah bangsa sering dikaitkan dengan cita-cita mewujudkan "Gemah Ripah Loh Jinawi." Ini bermakna bahwa negeri memiliki tanah yang subur serta masyarakatnya tentram, damai, aman, adil, dan makmur.

Negeri yang makmur selaras dengan idealisasi Islam, “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”. Itu selaras dengan firman Allah dalam Alquran surah Saba’ ayat ke-15.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler