Jangan Suka Memaksakan Kehendak

Rasulullah SAW menunjukkan teladan kesabaran, tak paksakan kehendak.

dok wallpaperfree
ILUSTRASI Jangan suka memaksakan kehendak.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun keenam Hijrah, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dalam jumlah yang besar bertolak dari Madinah. Dalam rombongan ini, mereka membawa 70 ekor unta untuk dijadikan hewan kurban.

Baca Juga


Niat beliau shalallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat untuk melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi, saat itu Ka'bah di Makkah masih dikuasai kaum musyrikin Quraisy. Golongan ini jelas-jelas memusuhi Nabi SAW.

Di tengah perjalanan, tepatnya di Hudaibiyah, rombongan Nabi SAW mendapatkan kabar, kaum Quraisy Makkah menolak kedatangan mereka. Alasannya, rombongan Nabi SAW dituding tidak berniat haji, tetapi hendak menyerang penduduk Makkah.

Kepada utusan Quraisy yang membawa pesan itu, Nabi SAW berusaha meyakinkannya. Bahwa rombongan Muslimin semata-mata datang ke Makkah untuk beribadah haji.

Agar mereka lebih yakin lagi, Nabi SAW memotong sebagian unta yang dibawa sebagai kurban. Ini sekaligus menunjukkan kepada utusan tersebut, kaum Muslimin ini tidak membawa senjata untuk berperang.

Namun, kaum Quraisy tetap tidak membolehkan Nabi SAW untuk memasuki Kota Makkah. Mereka baru akan mengizinkan beliau melaksanakan haji pada tahun berikutnya. Akhirnya, Nabi SAW menerima permintaan itu.

Inilah teladan Rasulullah SAW yang penuh kesabaran. Nabi SAW tetap tenang dan tidak reaktif sehingga tidak memaksakan kehendak meskipun keinginannya itu dalam dalam rangka beribadah atau menunjukkan kebajikan. Demi menjaga kedamaian, beliau mengambil sikap legawa.

Lapang dada

 

Nabi Muhammad SAW adalah teladan paripurna dalam hal lapang dada. Allah SWT menegaskan dalam Alquran surah al-Insyirah, Rasulullah SAW telah dilapangkan dadanya oleh Sang Pencipta.

Dalam surah yang sama, Allah juga menegaskan bahwa sesudah kesukaran, maka ada kemudahan. Bahkan, penegasan itu diulangi sebanyak dua kali. Maka, yakinlah bahwa di belakang setumpuk masalah yang mengimpit seorang Mukmin yang bertakwa, Sang Khalik telah menyiapkan jalan keluar yang melapangkan dada.

Nabi SAW menyatakan, keimanan dan ketakwaan berada dalam dada yang lapang serta hati yang bersih. "Tempat takwa itu di sini!'' sabda Nabi Muhammad SAW, sambil menunjuk ke dadanya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menuturkan peristiwa yang akan terjadi pada hari akhir kelak.

Beliau bersabda, "Apabila Allah menghimpun seluruh makhluk, terdengar suara memanggil, 'Mana orang-orang yang istimewa?'

Maka berdirilah sekelompok manusia dalam jumlah yang cukup kecil. Kemudian, berjalanlah mereka bersama-sama menuju surga. Di sana, mereka disambut para malaikat yang bertanya, 'Apakah keistimewaan kalian?'

Mereka menjawab, 'Dahulu kami bersabar ketika dizalimi dan berlapang dada ketika disakiti.' Para malaikat berkata, 'Masuklah ke dalam surga, itulah sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang telah berbuat (baik).'"

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler