Ikhtiar Mengakhiri Korupsi Melalui Transparansi dan Keterbukaan Dana Publik
Korupsi masih menjadi persoalan akut bangsa Indonesia
Oleh : Fasya Al Azzah, mahasiswi Ilmu Administrasi Niaga UI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Korupsi adalah ancaman besar yang menggerogoti fondasi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Masalah ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.
Untuk itu, transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan dana publik menjadi langkah krusial untuk mengakhiri siklus korupsi.
Korupsi dalam pengelolaan keuangan negara sering terjadi, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Hal ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari manipulasi tender hingga praktik kolusi dan nepotisme.
Menurut UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001, korupsi didefinisikan sebagai tindakan yang merugikan keuangan negara melalui penyalahgunaan wewenang, suap, atau gratifikasi. Salah satu penyebab utamanya adalah proses yang tertutup dan tidak akuntabel, seperti tender yang hanya formalitas tanpa transparansi informasi.
Upaya melawan korupsi membutuhkan penerapan sistem yang mengedepankan transparansi. Dalam praktiknya, transparansi dapat diwujudkan melalui digitalisasi anggaran, seperti penggunaan platform Fiscal Openness Accelerator (FOA) yang memungkinkan masyarakat memantau penggunaan dana publik secara real-time.
Hal ini tidak hanya meningkatkan akuntabilitas, tetapi juga membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan prioritas strategis. Dengan melibatkan publik dalam proses ini, dana yang digunakan dapat lebih efisien dan tepat sasaran.
Contoh nyata keberhasilan penerapan transparansi terlihat di Kota Surabaya. Melalui e-Announcement, pemerintah kota mengawali reformasi dengan membuka semua pengadaan barang dan jasa secara daring.
Langkah ini tidak hanya mengurangi celah untuk korupsi, tetapi juga mengubah budaya birokrasi menjadi lebih terbuka dan profesional. Hasilnya, kepercayaan publik terhadap pemerintah meningkat, dan penggunaan anggaran menjadi lebih efektif.
Dalam mencapai transparansi yang optimal, diperlukan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Dukungan teknologi digital memegang peranan penting dalam proses ini, mulai dari penyusunan hingga pelaporan anggaran.
Selain itu, audit yang terbuka untuk umum dapat menjadi alat pengawasan yang efektif. Dengan begitu, pemerintah dapat lebih akuntabel dalam pengelolaan dana publik, sekaligus memperkuat kontrak sosial dengan masyarakat.
Teknologi digital menjadi kunci utama dalam menciptakan transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan dana publik. Penggunaan teknologi informasi seperti sistem e-government dapat membantu mengurangi peluang korupsi dengan cara membuat proses pengadaan barang dan jasa menjadi lebih transparan dan akuntabel. Selain itu, teknologi digital juga memungkinkan masyarakat untuk memantau penggunaan dana publik secara lebih efektif.
Implementasi sistem e-government meliputi berbagai aspek, mulai dari e-procurement, e-budgeting, hingga e-audit. E-procurement memungkinkan proses pengadaan barang dan jasa dilakukan secara online, sehingga mengurangi peluang praktik korupsi seperti suap dan manipulasi tender.
E-budgeting membantu dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran yang transparan dan akuntabel, sedangkan e-audit memungkinkan proses audit dilakukan secara online dan terbuka untuk umum.
Transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan dana publik membawa banyak manfaat, antara lain:
Pertama, meningkatkan kepercayaan publik. Dengan transparansi, masyarakat dapat melihat dan memantau bagaimana dana publik digunakan. Ini meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga negara.
Kedua, mengurangi peluang korupsi. Proses yang transparan dan terbuka mengurangi peluang untuk terjadinya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Ketiga, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana publik. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengelolaan dana publik, pemerintah dapat lebih efisien dan efektif dalam menggunakan anggaran negara.
Keempat, mendorong partisipasi masyarakat. Transparansi memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam proses pengelolaan dana publik, sehingga menciptakan partisipasi yang lebih luas dan aktif.
Meskipun transparansi dan keterbukaan memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain:
1. Kesenjangan digital: Tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital, sehingga perlu upaya untuk mengatasi kesenjangan digital.
2. Kapasitas dan keterampilan: Pemerintah dan masyarakat perlu memiliki kapasitas dan keterampilan yang memadai untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan dana publik.
3. Resistensi terhadap perubahan: Implementasi transparansi dan keterbukaan sering kali menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang diuntungkan oleh sistem yang tidak transparan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain pertama, peningkatan literasi digita.Pemerintah perlu meningkatkan literasi digital masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan dana publik.
Kedua, pelatihan dan pengembangan kapasitas. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pegawai dan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital.
Kedua, pemberian Insentif. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi pihak-pihak yang mendukung transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan dana publik.
Baca juga: Suriah tak Sendirian, Presiden Iran dan Rusia Berjanji Bantu Tumpas Pemberontak
Pada Akhirnya Korupsi bukan hanya tentang tindakan ilegal, melainkan juga soal sistem yang tidak mendukung transparansi. Dengan keterbukaan dalam pengelolaan dana publik, korupsi bisa diminimalkan, dan anggaran negara dapat digunakan sepenuhnya untuk kemajuan bangsa. Transparansi bukan lagi sekadar tuntutan, melainkan fondasi menuju pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
Dengan transparansi dan keterbukaan, pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan publik, mengurangi peluang korupsi, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas penggunaan dana publik.
Dukungan teknologi digital dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan transparansi yang optimal. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi digital, memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas, serta memberikan insentif bagi pihak-pihak yang mendukung transparansi perlu terus dilakukan.
*Artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis