Isi Pidato Presiden Korsel Soal Darurat Militer: Minta Maaf dan Janji tak akan Mengulangi
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberikan pidato pertama sejak darurat milter.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol akhirnya berpidato di depan publik. Dia memberikan pidato yang disiarkan di televisi setelah "menghilang" selama tiga hari seusai mengumumkan dan mencabut darurat militer pada Selasa (3/12/2024).
Dalam pidatonya, yang disampaikan hanya beberapa jam sebelum parlemen memberikan suara atas potensi pemakzulannya, Presiden Yoon meminta maaf atas kerusakan yang terjadi tetapi tidak mengundurkan diri meskipun ada tuntutan. Sebaliknya, ia mengeklaim bahwa partainya akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menstabilkan negara.
Berikut ini yang disampaikan dalam pidato singkatnya selama dua menit seperti dilansir laman Koreaboo pada Sabtu (7/12/2024):
“Warga yang terhormat. Saya mengumumkan darurat militer pada pukul 11 malam tanggal 3 Desember. Sekitar dua jam kemudian, pada pukul 1 pagi tanggal 4 Desember, setelah Majelis Nasional memberikan suara menentangnya, saya memerintahkan militer untuk mundur dan mengadakan rapat kabinet darurat untuk secara resmi mencabut darurat militer.
Deklarasi ini muncul dari rasa urgensi dalam memenuhi tanggung jawab utama saya sebagai Presiden. Namun, saya sangat menyesalkan bahwa proses tersebut menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Saya dengan tulus meminta maaf kepada warga yang tidak diragukan lagi merasa khawatir. Saya tidak akan menghindari tanggung jawab hukum atau politik yang terkait dengan deklarasi ini.
Untuk menanggapi kekhawatiran yang beredar tentang kemungkinan deklarasi darurat militer lainnya, saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa hal seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi. Mengenai langkah-langkah untuk memastikan stabilitas politik ke depannya, termasuk sisa masa jabatan saya, saya akan mempercayakan keputusan ini kepada partai saya.
People Power Party dan pemerintah akan bekerja sama untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam memerintah negara di masa mendatang. Sekali lagi, saya sangat meminta maaf atas kekhawatiran yang telah saya timbulkan kepada Anda".
Meskipun ada pidato permintaan maaf dan janjinya untuk tidak mengumumkan darurat darurat militer lagi, warga Korea tetap bersikeras untuk memakzulkan Presiden Yoon dan mengakhiri pemerintahannya. Warga Negeri Ginseng pun melakukan protes cahaya lilin untuk mendesak Yoon mundur.