Menhut Sebut Teknologi ini Efektif Cegah Badak Sumatera Punah

Menhut berkomitmen lestarikan badak sumatera.

Dok TNWK
Badak sumatra Delilah melahirkan satu individu badak jantan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sabtu (25/11/2023).
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR -- Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan bahwa teknologi reproduksi berbantu atau assisted reproductive technology (ART) dapat mencegah badak Sumatera punah.

Baca Juga


"Ekosistem badak Sumatera ini memang terganggu, oleh karena itu tanggung jawab kami terutama di konservasi menjaga hutan dengan lebih baik agar tidak punah," ujar Raja Juli Antoni di Lampung Timur, Sabtu.

Dengan bekerja sama dengan Yayasan Badak Indonesia, dan para peneliti, pemerintah berupaya untuk terus menambah populasi badak Sumatera dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. 

"ART ini melibatkan peneliti dan dokter hewan untuk mempelajari genetik, DNA badak, prilaku dan masa suburnya. Sehingga perkembangbiakan dibantu dengan teknologi," katanya. 

Dengan adanya teknologi reproduksi berbantu tersebut dapat mempercepat perkembangbiakan badak Sumatera dan mencegahnya punah.

"Diharapkan dengan ini perkembangbiakan badak Sumatera bisa lebih dipercepat di kemudian hari," ucap dia.

Tanggapan tambahan dikatakan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Jansen Manansang.

"Kami sudah mengembangbiakkan dengan menggunakan ART dan juga biobank, untuk melindungi serta menjamin populasi badak Sumatera," kata Jansen Manansang.

Proses teknologi reproduksi berbantu yaitu dengan pengambilan sel telur terhadap salah satu badak betina, dan pembekuan sperma badak jantan.

"Dalam mengembangbiakkan ini kami tengah mencari badak jantan baru, agar ada populasi baru. Sehingga keturunan bisa sehat karena populasi semakin sedikit tentu butuh variasi genetik dan tidak boleh kawin bersaudara karena akan kesulitan bertahan dari penyakit," tambahnya.

Badak Sumatera lahir

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan adanya program pengembangbiakan badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera (SRS) sejak 1998 telah melahirkan total lima ekor badak Sumatera.

"Kami hari ini berkunjung ke dua tempat yang sangat penting yaitu Taman Nasional Way Kambas dan Pusat Pengembangbiakan Badak Sumatera Suaka Rhino Sumatera (SRS) di Kabupaten Lampung Timur," ujar Raja Juli Antoni di Lampung Timur, Sabtu.

Selama pusat pengembangbiakan beroperasi, total telah ada lima badak Sumatera yang lahir di pusat konservasi tersebut dan menjadi salah satu pencapaian luar biasa dalam penyelamatan satwa dilindungi itu.

"Ini menjadi suatu hal yang menyedihkan dan menyenangkan. Sebab satu sisi populasi badak di Indonesia sangat terbatas, tapi di satu sisi ada kelahiran badak juga. Sehingga dengan ini akan memacu secara serius Kementerian Kehutanan untuk bekerja serta memastikan badak Sumatera tidak punah," katanya.

 

Saat ini di total jumlah badak Sumatera yang ada di Suaka Rhino Sumatera (SRS) berjumlah 10 ekor.

"Di Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang dikelola antara Yayasan Badak Indonesia dengan Kementerian Kehutanan sekarang sudah ada 10 ekor badak yang dikembangbiakkan dan diselamatkan. Ini kerja keras semua pihak, sehingga inisiatif terus dilakukan untuk menyelamatkan badak Sumatera," ucap dia.

Ia mengharapkan dengan lahirnya lima ekor badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera, maka konservasi dapat terus berjalan dengan baik.

"Dengan keberhasilan pengembangbiakan ini diharapkan badak Sumatera tetap terjaga dan bisa bertambah populasinya," tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler