Versi Terbaru Kaburnya Assad Terbongkar Media, Begini Alur Detailnya Menurut Saksi Kuat

Assad meninggalkan Suriah di bawah kekuasaan oposisi

AP Photo/Hussein Malla
Pejuang oposisi merayakan pengambilalihan ibu kota Damaskus oleh pemberontak di Damaskus, Suriah, Ahad (8/12/2024). Kekuasaan Partai Baath di Suriah tumbang pada Ahad (8/12/2024). Hal itu ditandai ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Presiden Bashar al-Assad. Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Berdasarkan wawancara dengan 12 orang yang mengetahui pergerakan keluarga dan pelarian Assad, sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Jumat oleh Financial Times mengungkapkan saat-saat terakhir Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, sebelum dia melarikan diri ke Moskow, yang memberinya suaka kemanusiaan.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pada malam sebelum faksi-faksi oposisi menguasai ibukota Damaskus, Bashar al-Assad menaiki sebuah kendaraan lapis baja militer Rusia bersama putra sulungnya Hafez, meninggalkan kerabat dan teman-temannya yang mencari dengan panik orang yang telah berjanji untuk melindungi mereka, menurut surat kabar tersebut.

Dikutip dari Aljazeera, Sabtu (21/12/2024), Surat kabar tersebut mengutip sumber-sumber informasi yang mengatakan bahwa pada pukul 11 malam tanggal 7 Desember (malam kejatuhannya), kawan-kawan lama Bashar al-Assad - ketika melintas di depan rumahnya di lingkungan al-Maliki - menemukan pos-pos penjagaan yang terbengkalai dan gedung-gedung yang kosong, sementara seragam militer berserakan di jalanan.

Sumber-sumber tersebut mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pada tengah malam, Assad sudah dalam perjalanan dengan Hafez ke pangkalan Hmeimim Rusia di Provinsi Latakia, Mediterania.

Sumber-sumber tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Assad tidak memerintahkan tentara untuk menyerah hingga ia berada di luar Damaskus, dan mengeluarkan perintah untuk membakar kantor-kantor dan dokumen-dokumen.

Menunggu fajar menyingsing

Seorang sumber mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Rusia membuat al-Assad dan putranya menunggu di pangkalan Hmeimim hingga pukul 4 pagi pada 8 Desember sebelum mengizinkan mereka berangkat ke Moskow.

BACA JUGA: Terungkap Agenda Penghancuran Sistematis Gaza Hingga tak Dapat Dihuni dan Peran Inggris

Putri Assad, Zain, juga bergabung dengan ayah dan saudara laki-lakinya di Moskow dari Uni Emirat Arab, tempat ia belajar di Universitas Sorbonne di Abu Dhabi, menurut sumber yang dekat dengan keluarga tersebut.

Keluarga buronan ini dipertemukan kembali dengan Asma al-Assad, yang berada di Moskow untuk menjalani pengobatan kanker bersama ibunya dan ayahnya, Fawaz al-Akhras, yang telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS.

Prioritas untuk kekayaannya

Assad ditemani oleh setidaknya dua antek-antek keuangannya yang memegang kunci aset-aset yang diselundupkan ke luar negeri, Yassar Ibrahim (seorang pengusaha) dan Mansour Azzam (mantan menteri urusan kepresidenan), demikian menurut orang dalam yang dikutip Financial Times.

Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa pilihan Assad untuk memilih rekan-rekan dalam perjalanan pelariannya mengindikasikan bahwa "prioritasnya adalah kekayaannya dan bukan keluarganya," karena mereka yang dekat dengannya kemudian melarikan diri sendirian, baik ke Lebanon, Irak, UEA, atau negara-negara Eropa bagi mereka yang memegang paspor asing, sementara beberapa di antaranya bersembunyi di kedutaan Rusia di Damaskus, setelah mereka mengetahui pelarian Assad, yang berjanji pada saat-saat terakhir untuk menang.

Di antara mereka yang ditinggalkan Assad adalah saudaranya, Maher, mantan komandan Divisi ke-4, yang melarikan diri ke Irak setelah mengetahui pelarian saudaranya, menurut sumber informasi yang dikutip oleh surat kabar tersebut.

"Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun"

Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa Assad tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada orang-orang yang telah ia janjikan untuk dilindungi, dan meninggalkan banyak mantan pengikutnya yang bingung dan sangat marah, dan tidak repot-repot memperingatkan sanak saudaranya termasuk sepupu-sepupunya, saudara laki-laki, keponakan, serta keluarga istrinya.

BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?

 

Empat hari sebelum meninggalkan Damaskus, presiden yang digulingkan itu menjadi semakin putus asa, sehingga mendorongnya untuk mengatakan kepada Rusia bahwa dia bersedia bertemu dengan oposisi politik di Jenewa untuk melakukan pembicaraan, tetapi Rusia tampaknya tidak peduli, lapor Financial Times, mengutip beberapa sumber.

Rusia tidak mungkin mengekstradisi presiden Suriah yang digulingkan untuk diadili atas pemerintahannya yang berdarah di Suriah, karena ia diperkirakan akan menghabiskan hidupnya dalam pelarian di Moskow.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa pendudukan rezim Israel di wilayah Suriah membuktikan bahwa peringatan Iran akan bahaya rezim tersebut terhadap wilayah tersebut adalah tepat.

Araghchi membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Mesir selama kunjungannya ke negara itu untuk menemani Presiden Iran Masoud Pezeshkian menghadiri KTT D-8 di Kairo.

"Perilaku rezim Zionis dalam perang Gaza dan pembantaian lebih dari enam puluh ribu wanita, anak-anak, dan warga sipil di Gaza dan Lebanon, serta agresi rezim Zionis ke Suriah dan penghancuran infrastruktur pertahanan, ekonomi, dan infrastruktur sipil lainnya di negara tersebut, menunjukkan kebenaran peringatan Iran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Israel ke seluruh wilayah," kata diplomat tertinggi Iran itu dikutip Mehrnews, Jumat (20/12/2024).

Merujuk pada kehadiran penasihat militer Iran di Suriah dalam perang melawan ISIL dan kelompok teroris lainnya sebelum jatuhnya pemerintahan Bashar Assad, Araghchi memperingatkan kembalinya ancaman terorisme ke Suriah akibat runtuhnya institusi di negara tersebut yang akan menjadi ancaman bagi semua negara di kawasan.

Diplomat tinggi Iran itu mengatakan bahwa Iran berada di Suriah bukan untuk mendukung kekuasaan Assad di negara itu, melainkan untuk mendukung rakyat, kedaulatan nasional, dan keutuhan wilayah negara tersebut dari ancaman rezim Zionis dan ancaman teroris lainnya.

Sementara itu, Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi (D-8) dan negara-negara di Asia Barat untuk memprioritaskan upaya memberikan tekanan kepada rezim Israel agar menghentikan kekejamannya di Gaza, Lebanon, dan Suriah.

Berbicara pada pertemuan mengenai situasi di Gaza dan Lebanon yang diadakan di sela-sela KTT D-8 ke-11 di Kairo pada Kamis (19/12), Pezeshkian menekankan bahwa mengakhiri kejahatan rezim Israel harus menjadi prioritas kemanusiaan dan etis bagi negara-negara kawasan dan anggota D-8.

BACA JUGA: Mengejutkan, Al-Julani Sebut Hayat Tahrir Al-Sham Suriah tak akan Perang Lawan Israel

 

Dia menguraikan posisi Iran mengenai perkembangan terkini di kawasan Asia Barat dan mengusulkan langkah-langkah untuk menghentikan konflik di Gaza serta mendukung penduduk kawasan tersebut pasca perang.

Presiden Pezeshkian menegaskan dukungan Iran terhadap kesepakatan apa pun di antara faksi-faksi Palestina dan menekankan perlunya menghormati hak untuk menentukan nasib sendiri bagi bangsa Palestina.

Presiden Iran itu menyerukan pembentukan program dukungan di dalam D-8 yang berfokus pada kebutuhan rekonstruksi di Palestina.

Dia juga mengusulkan pembentukan kelompok kontak D-8 untuk bekerja sama dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam upaya internasional menghentikan permusuhan di Gaza dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

Selain itu, presiden itu mengusulkan pembentukan dana D-8 untuk rekonstruksi Gaza dan Lebanon serta rehabilitasi penduduknya.

Pezeshkian juga menyarankan pengakuan rezim Israel sebagai entitas apartheid, mendorong upaya kolaboratif di antara negara anggota untuk menghidupkan kembali Resolusi Majelis Umum PBB 3379.

Dia lebih lanjut mengusulkan pembentukan komite hukum bersama di antara negara-negara anggota untuk memberikan dukungan hukum bagi Palestina dalam proses hukum internasional di Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional, dengan tujuan untuk mengadili pejabat Israel atas kematian lebih dari 17 ribu anak-anak Palestina.

Pezeshkian mengutuk serangan rezim Tel Aviv terhadap Suriah dan menyatakan kekecewaannya yang mendalam terhadap sikap diam organisasi internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sementara itu, Rusia mengutuk pencaplokan wilayah Suriah oleh Israel, kata Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers akhir tahun yang digelar pada Kamis (19/12/2024).

"Berbagai pihak dapat menilai bahwa Israel sedang bertindak sesukanya. Rusia mengutuk perampasan wilayah Suriah mana pun. Ini jelas, posisi kami di sini tidak tunduk pada penyesuaian apa pun," ucap Putin.

"Namun, Israel juga menyelesaikan masalah terkait keamanan untuk dirinya sendiri," lanjut pemimpin Rusia tersebut.

Rusia berharap Israel akan menarik diri dari wilayah Suriah suatu hari nanti, tetapi kini Israel terus mengirim pasukan ke Suriah dan memperkuat posisinya di sana, kata Putin.

“Bagaimanapun juga, penerima manfaat utama dari peristiwa yang sedang berlangsung di Suriah … Penerima manfaat utama, menurut pendapat saya, adalah Israel,” kata Putin menambahkan.

Selain itu, Putin menyerukan adanya penyelesaian masalah Kurdi dengan otoritas yang menguasai wilayah Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada awal Desember menyatakan bahwa perjanjian mengenai pemisahan pasukan Israel dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai tak lama setelah Perang Yom Kippur 1973, sudah tidak berlaku.

Dia beralasan bahwa militer Suriah telah meninggalkan posisinya setelah pemerintahan Assad jatuh.

Netanyahu kemudian memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi.

Baca Juga


Sedangkan pada Ahad (15/12/2024), pemerintahan Netanyahu menyetujui rencana untuk melipatgandakan populasi Israel di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.

Korban perang Suriah terendah - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler