Nasihat Imam Malik: Hindari Banyak Teman

Imam Malik merupakan salah seorang ulama pendiri mazhab.

Republika/Prayogi
Nasihat Imam Malik: Hindari Banyak Kawan. Foto: Pertemanan (Ilustrasi).
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Imam Malik telah mencapai usai lanjut, reputasinya benar-benar telah mencapai cakrawala. Namun pada tahun-tahun terakhir beliau banyak menetap di dalam rumah.

Tidak keluar, kecuali jarang sekali. Beliau terpaksa mengambil seseorang yang bisa mengatur pertemuannya dengan manusia, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para khalifah.

Beliau merasa kesulitan untuk menolak kedatangan seseorang. Sementara beliau sendiri memiliki banyak teman.

Beliau mendapatkan pelajaran dari seluruh kehidupannya di masa lalu seraya menyampaikan nasihat kepada salah seorang muridnya agar disebarkan di tengah-tengah manusia sepeninggal dirinya. Beliau mengatakan, "Hindarilah oleh kalian Riqqul Ahrar"

Muridnya bertanya, "Apa itu riqqul Ahrar?"

Baca Juga


Beliau menjawab, "Banyak teman. Karena bila engkau adalah seorang qadhi (hakim), engkau akan susah berlaku adil, atau engkau akan dituduh tidak adil (karena memihak kawanmu). Dan, jika engkau seorang ulama, waktumu akan habis untuk melayani mereka."

Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, wafat di Madinah pada usia 87 tahun. Dia dikenang sebagai pelopor madzhab Maliki, seorang ahli fikih, dan perawi hadis yang berintegritas tinggi.  

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amir bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi al-Humairi. Imam Malik merupakan imam dar Al-Hijrah. Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin Murrah dari suku Quraisy.
 
Imam Malik lahir pada tahun 93 H (712 M) di Madinah. Dia berasal dari keluarga ilmuwan Yaman. Ayah dan kakeknya termasuk generasi Tabi'in dan sahabat Nabi Muhammad saw., yang membentuk karakter keilmuan beliau sejak kecil. Pendidikan awal Imam Malik dipenuhi nasihat untuk mendahulukan akhlak sebelum ilmu.  

Dengan menimba ilmu dari 900 guru, di antaranya Abdurrahman bin Hurmuz dan Imam az-Zuhri, Imam Malik menjadi simbol keilmuan. Ia juga dikenal karena kitabnya yang monumental, al-Muwaththa’, yang menjadi rujukan utama dalam ilmu hadis dan fikih hingga kini. Khalifah Harun ar-Rasyid bahkan pernah mengusulkan agar kitab ini dijadikan pedoman hukum resmi umat Islam. 

Memilah Teman - (About Islam)

sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler