Bom Israel Bakar Kamp Mawasi, 50 Syahid di Gaza
Israel disebut UNRWA terus melakukan pelanggaran aturan perang.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel kembali melakukan serangan ke wilayah pengungsian di al-Mawasi di Khan Younis, Jalur Gaza pada Ahad malam. Serangan itu menimbulkan kebakaran hebat yang membunuh dan melukai para pengungsi.
Pasukan penjajahan Israel telah membunuh sedikitnya 50 warga Palestina di Gaza sejak fajar pada Ahad. Kebanyakan dari mereka terbunuh di wilayah utara yang terkepung. Militer Israel juga menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan, fasilitas utama terakhir yang hampir tidak berfungsi di sana setelah memerintahkan pasien untuk dievakuasi.
Dilaporkan bahwa delapan warga Palestina syahid dalam serangan terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza. Sementara tujuh orang syahid dalam dua penggerebekan di Jabaliya.
Tujuh orang syahid dalam pemboman tenda di al-Mawasi sementara empat orang syahid dalam penggerebekan kendaraan di Kota Gaza. Selanjutnya tiga orang syahid di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan yang terkepung dan dua orang syahid dalam serangan di lingkungan Shujaya di Kota Gaza. Selain itu dua orang syahid dalam penggerebekan di kamp pengungsi Nuseirat dan seorang anak syahid dalam serangan pesawat tak berawak di pasar di kamp pengungsi Bureij.
Kantor berita WAFA melansir, pasukan Israel pada Ahad malam menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi di daerah al-Mawasi di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, yang mengakibatkan terbunuhnya satu warga sipil dan melukai beberapa lainnya.
Rekaman yang diverifikasi menunjukkan dampak serangan Israel terhadap al-Mawasi. Gambar tersebut menunjukkan kebakaran besar yang menghanguskan material beberapa tenda, hanya menyisakan rangka logam dan kepulan asap gelap membubung ke langit malam.
Orang-orang terlihat mati-matian berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam api, salah satu pria berteriak, “Ayo, ayo, keluarkan mereka yang ada di dalam sana!”
Pria lain menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke dalam api ketika orang-orang berteriak di sekelilingnya, memanjat puing-puing untuk menyelamatkan orang yang tidak sadarkan diri. Dalam adegan lain, tumpukan mayat tergeletak di atas pasir.
Sementara itu, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara terus menghadapi kondisi bencana, dengan jenazah yang menumpuk di lorong sejak kemarin akibat pemboman yang sedang berlangsung sehingga tidak mungkin untuk menguburkan mereka.
Saksi mata melaporkan bahwa puluhan pasien dan staf medis masih terjebak di dalam rumah sakit, mengalami kekurangan makanan, air dan listrik, sehingga mereka tidak mempunyai kebutuhan dasar.
Pasukan Israel menargetkan rumah sakit tersebut dengan bom, peluru artileri, dan tembakan penembak jitu, khususnya menyerang bangsal wanita, bersalin, dan neonatal. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah dan memutus komunikasi dengan tim medis di dalamnya.
Sebelumnya pada Ahad, pasukan Israel menargetkan sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan, menewaskan tiga warga sipil dan melukai beberapa lainnya.
Israel juga melakukan serangan ke Sekolah Musa bin Nusair di lingkungan Daraj di sebelah timur Kota Gaza. Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina.
Mohammed Khaled, seorang pengungsi Palestina, mengatakan serangan itu terjadi ketika orang-orang sedang tidur. “Semua warga Palestina di sekolah ini adalah warga sipil terlantar yang kehilangan rumah mereka akibat agresi Israel,” tambahnya.
“Kami keluar untuk melihat skala kehancuran, dengan banyak mayat, darah dan bagian tubuh berserakan. Pesawat tempur Israel menembakkan tiga rudal ke sekolah ini. Ledakannya sangat besar dan menakutkan bagi kami dan anak-anak kami,” ujar Um Aref Ahel, pengungsi Palestina lainnya. “Kami menyerukan kepada seluruh dunia untuk mengakhiri perang ini.”
Israel juga melakukan serangan ke Deir el-Balah. “Kami hendak tidur dan tiba-tiba kami mendengar ledakan keras,” kata Khalid Ramlawi, seorang pengungsi Palestina.
“Ternyata gedung sebelah kami dibom. Puing-puing runtuh di rumah kami, kami keluar untuk melihat api, asap dan debu,” tambahnya. “Sepupu saya dan anak-anaknya semuanya terluka.”
Banyak orang di wilayah tersebut telah melarikan diri dari serangan udara Israel di wilayah utara yang terkepung, namun mereka kembali diserang. “Pesawat tempur dan drone Israel melayang di atas kami,” kata pengungsi Palestina lainnya. “Mereka menembakkan rudal dan seluruh bangunan runtuh menimpa kepala kami. Saya membungkus diri saya dengan selimut dan secara ajaib saya selamat.”
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menekankan bahwa semua aturan perang telah dilanggar di Gaza, yang telah menjadi sasaran genosida Israel selama lebih dari 14 bulan. “Semua perang memiliki aturan. Semua aturan itu telah dilanggar,” kata Lazzarini dalam postingannya di X.
“Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit jadi hal biasa. Dunia tidak boleh mati rasa,” tambahnya. Komisaris Jenderal UNRWA lebih lanjut menekankan bahwa gencatan senjata di Gaza sudah lama tertunda.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023 sejauh ini telah mengakibatkan setidaknya 45.227 korban jiwa warga Palestina, dan lebih dari 107.573 lainnya terluka. Ribuan korban dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, tidak dapat diakses oleh tim darurat dan pertahanan sipil akibat serangan Israel.
Serangan genosida Israel terus berlanjut meskipun ada seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata dan arahan dari Mahkamah Internasional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah genosida dan meringankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.