Israel Bisa Hancurkan Bangunan Universitas Islam Gaza, Tapi tak Bisa Hentikan Perkualiahan

Pihak universitas bahkan membebaskan uang kuliah bagi mahasiswanya.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pemandangan Universitas Islam (Islamic University) yang hancur (kanan) di dekat kantor pusat UNRWA (kiri) setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, 19 Oktober 2023.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Universitas Islam Gaza tetap melanjutkan perkuliahan dengan melakukan pengajaran via daring. Pihak universitas bahkan membebaskan uang kuliah bagi mahasiswanya di tengah serangan brutal tentara Israel yang meningkat sejak 7 Oktober tahun lalu.

Baca Juga


“Walaupun dalam kondisi pengungsian, mereka tetap berusaha belajar secara online bersama dosen, bahkan mereka dibebaskan untuk pembayaran setiap semester,” kata Dekan Fakultas Tafsir & Ulumul Quran Universitas Islam Gaza, Palestina, Prof Mahmoud Hasyim Anbar, dalam wawancara khusus di Jakarta, Kamis (26/12/2024).

Prof Mahmoud Hasyim Anbar berada di Jakarta sejak 1 November 2024 dan bersama lembaga Aqsa Working Group (AWG) memberikan penjelasan mengenai Palestina kepada masyarakat Indonesia. AWG adalah lembaga yang mewadahi dan mengelola berbagai upaya memperjuangkan pembebasan masjid Al Aqsa dan mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan zionis Israel.

Dalam wawancara tersebut, Prof Anbar juga menceritakan bahwa Universitas Islam Gaza, institusi pendidikan tinggi pertama yang didirikan di Jalur Gaza, mengambil keputusan tetap melakukan pengajaran kendati via daring. Sebab, seluruh peralatan perkuliahan dan gedung perkuliahan sudah hancur total atau hancur sebagian.

Komunikasi antara para mahasiswa, baik untuk jenjang pendidikan Strata-1, Strata-2, hingga Strata-3, utamanya dilakukan melalui aplikasi WhatsApp serta media sosial Facebook dan Instagram. Sesekali mereka menggunakan platform pertemuan daring Zoom.

“Dikarenakan kondisi Gaza saat ini sudah hancur, saya mengajar secara online dan ini adalah keputusan dari pihak kampus untuk belajar secara online, baik bagi mahasiswa yang berada di sana termasuk Indonesia,” ucapnya.

 

Pengajaran via daring tersebut, kata pria yang lahir di Gaza pada 1962 tersebut, sangat berdampak pada penghasilan para dosen. Ia menyampaikan bahwa para dosen yang menyandang gelar profesor, biasanya menerima gaji sebanyak 1.500 dolar per bulan (Rp 24,3 juta), kini hanya menerima 200-300 dolar AS (Rp 3,2-4,8 juta).

“Sejak 7 Oktober itu, semua perekonomian lumpuh, yang bekerja akan menjadi pengangguran, termasuk petugas rumah sakit, semua pekerjaan lumpuh, sehingga tidak lagi mendapat upah untuk bisa bertahan untuk belanja kebutuhan setiap bulan,” ungkapnya.

Israel melanjutkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.300 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang dilancarkan di Gaza.

Setahun Pembantaian di Gaza - (Republika)

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler