Kisah Sedekah Budak dan Doa Sufi yang Makbul

Budak ini meminta didoakan, semoga Allah menerima tobat majikannya.

Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi Sedekah
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu kala, hiduplah seorang remaja yang kaya raya. Sayangnya, pemuda Muslim itu sering melalaikan perintah agama. Ia senang berpesta pora dan mabuk-mabukan bersama kawan-kawannya.

Baca Juga


Hingga suatu ketika, usai melalui malam dengan menenggak minuman keras, si pemuda terkulai lemas. Menjelang pagi, tenaganya terkuras habis hingga melalaikan shalat Subuh.

Ia baru bangun usai masuk waktu dhuha. Sambil berjalan sempoyongan, pemuda ini berteriak-teriak memanggil budaknya.

Si budak segera datang. Pemuda ini lalu memberikan uang 4 dirham. Hamba sahaya itu disuruhnya untuk membeli buah-buahan.

Budak itu dengan sigap menjalankan perintah. Namun, dalam hatinya masih tersirat kegelisahan.

Ia merasa ingin menasihati tuannya agar berhenti mabuk-mabukan. Shalat lima waktu pun jangan sampai ketinggalan.

Apa daya, dirinya terlalu takut untuk berbicara. Sebab, majikannya itu tak segan menyiksanya apabila sudah terlampau emosi.

Di tengah perjalanan, budak tersebut berpapasan dengan seorang sufi, Manshur bin Ammar. Ulama itu masyhur lantaran doa-doanya sering mujarab. Banyak orang meminta kepada sang mursyid untuk didoakan.

Setelah menyampaikan salam, si budak terkejut karena tiba-tiba Manshur bin Ammar berkata, “Lakukanlah sedekah dengan 4 dirham.”

"Dari mana ia tahu bahwa di sakuku ada 4 dirham," batin si budak. Namun, ia langsung memberikan uang milik majikannya itu kepada sang alim untuk disedekahkan.

“Apa doa yang engkau inginkan?” tanya sang sufi.

Pembantu tersebut menjawab, “Pertama, aku memiliki seorang majikan yang suka memukulku. Maka aku ingin terlepas diri darinya. Kedua, aku berharap Allah Ta'ala mengganti 4 dirham itu untukku. Ketiga, aku ingin Allah menerima tobat majikan saya itu. Keempat, saya berdoa, semoga Allah memberikan ampunan untukku, majikanku, orang-orang yang hadir di rumah tuanku itu, serta untuk dirimu sendiri.”

Sejurus kemudian, Manshur mengangkat kedua tangannya dan menggumamkan doa. Sesudah itu, si budak pamit untuk kembali ke rumah tuannya.

Sesampainya di rumah, ia mendapati majikannya sedang berdiri di depan pintu. Raut wajahnya memerah, menahan amarah.

“Ke mana saja kamu!? Lama sekali! Dan mana buahnya?” hardiknya.

“Saya tadi berjumpa dengan Manshur bin Ammar,” jawab si pembantu.

Si budak lalu menceritakan bahwa 4 dirham milik sang majikan sudah disedekahkan kepada sufi. Begitu pula dengan empat doa yang sudah dipanjatkan.

Mendengar penjelasan itu, meredalah emosi sang majikan.

"Apa saja keempat doa itu? tanyanya.

“Pertama, saya memohon kepada Allah agar saya dibebaskan dari perbudakan,” ujar si budak.

“Sungguh, saya memerdekakanmu. Engkau sekarang bebas karena Allah Ta'ala,” timpal pemuda ini.

“Saya juga berdoa, semoga Allah mengganti 4 dirham itu.”

“Bagimu 4 dirham,” ucap remaja Muslim tersebut sembari memberikan uang yang dimaksud,

"Saya pun memohon kepada Allah agar Dia menerima tobatmu.”

Seketika, si majikan tertunduk lesu. Air matanya meleleh, membasahi pipinya. Pemuda Muslim itu segera masuk ke dalam ruangan, menyingkirkan dan memecahkan semua gelas minuman keras.

“Ya Allah, aku bertobat kepada-Mu. Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan maksiat ini selamanya!” kata orang kaya itu sembari mengangkat kedua tangannya.

"Terakhir," tutur si pembantu yang kini sudah merdeka, "saya memohon kepada Allah agar Dia memberikan ampunan-Nya untukku, untukmu, serta semua kawanmu yang hadir di rumah ini.”

Sesudah itu, keduanya berpisah.

Pada malam hari, sang majikan bermimpi dalam tidurnya. Ia mendengar suara yang berseru kepadanya, “Sungguh, engkau telah melakukan apa-apa yang menjadi wewenangmu. Dan, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengampunimu, si pelayan, semua orang yang hadir, dan Manshur bin Ammar.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler