Ini Pernyataan Resmi Boeing Usai Kecelakaan Jeju Air
Sebanyak 120 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan Jeju Air.
REPUBLIKA.CO.ID, MUAN -- Perusahaan perakitan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Berdasarkan keterangan resmi pada Ahad siang, korban tewas mencapai 120 orang.
"Kami dalam komunikasi dengan Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap memberikan bantuan kepada mereka. Kami mengucap duka mendalam bagi keluarga yang kehilangan orang-orang tercintanya, dan dan simpati kemai bersama penumpang dan kru pesawat," demikian keterangan Boeing, Ahad.
Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 membawa 176 penumpang dan enam awak kabin mengalami kecelakaan saat hendak mendarat di Bandara Muan. Pesawat itu baru saja melalui perjalanan dari Thailand menuju Korea Selatan.
Berdasarkan gambar video dari siaran televisi, terlihat pesawat terbakar dengan kepulan asap hitam pekat menyertainya. CEO Jeju Air Kim E-bae mengatakan, bantuan kepada keluarga korban yang berduka menjadi prioritas utama saat ini.
Sementara Penjabat sementara Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, langsung mengunjungi lokasi kecelakaan pada Ahad siang. "Tidak akan ada kata-kata duka yang cukup bagi keluarga korban dari tragedi seperti ini," kata Choi, sambil menjanjikan bantuan penuh kepada keluarga korban.
Beberapa saksi mata yang menyaksikanJeju Air 7C 2216 mendarat darurat di Bandara Muan, kepada Yonhap, mengatakan bahwa pesawat itu sempat melihat api membakar bagian mesin pesawat yang kemudian beberapa kali meledak. Berdasarkan gambar video yang ditayangkan televisi lokal, pesawat mencoba mendarat darurat tanpa roda pesawat.
Satu saksi bernama Cho, melihat pesawat mengalami penurunan ketinggian sebelum kecelakaan. Cho melihat pesawat itu menjelang jatuh dari jarak sekitar 4,5 kilometer dari bandara.
"Saya melihat pesawat menurun dan mengira akan melakukan pendaratan saat saya juga melihat sebuah percikan cahaya," kata Cho dikutip Yonhap.
"Lalu kemudian terdengar ledakan keras yang disusul kepulan asap ke udara dan saya kemudian mendengar serangkaian ledakan keras."
Saksi lain, pria berusia 70 tahun, Kim Yong-cheol, mengatakan, pesawat gagal dalam upaya pendaratan pertama. Lalu, pesawat itu kemudian memutar balik untuk mencoba pendaratan selanjutnya, dan lalu menghantam landasan pacu.
Kim mengaku mendengar suara gesekan logam sebanyak dua kali, lima menit sebelum kecelakaan terjadi. Kepada Yonhap, dia mendengar sebuah "dekan besar" dan melihat "asap hitam mengepul ke udara".
Otoritas Korea Selatan , seperti diberitakan oleh media lokal, pada Ahad (29/12/2024) melaporkan bahwa 179 orang diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan. Hanya dua orang selamat dari kecelakaan ini.
"Dari 181 penumpang, sebagian besar diduga meninggal, kecuali dua orang yang berhasil diselamatkan," ujar pejabat Pemadam Kebakaran Jeolla dalam pengarahan kepada keluarga penumpang di bandara, menurut Kantor Berita Yonhap.
Namun, pihak berwenang mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 122 orang dalam kecelakaan tersebut. Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang, termasuk enam awak, terbakar saat mendarat setelah dilaporkan mengalami masalah pada roda pendaratan sekitar pukul 09.07 waktu setempat di Kabupaten Muan, 288 kilometer barat daya Seoul, ibu kota Korea Selatan.
Pesawat bermesin ganda yang kembali dari Bangkok itu keluar dari landasan pacu, menabrak pagar, dan menghantam dinding hingga meledak dalam kobaran api. Kecelakaan ini menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.