Kekesalan Iblis Mengetahui Allah Menciptakan Manusia

Iblis menjadi makhluk terkutuk karena menolak perintah Allah.

pxhere
Iblis (Ilustrasi)
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saban kali malaikat melewati tanah, bahan dasar penciptaan manusia, malaikat pun memandangnya. Para malaikat takjub sebab tidak ada rerupa makhluk yang akan diciptakan Allah SWT sebaik manusia.

Baca Juga


Namun apa yang terjadi selanjutnya? Menurut keterangan, sebagaimana dijelaskan Imam al-Qurthubi dalam at Tadzkirah fi Ahwalil Mauta wa Umuril Akhiroh, tanah itu selain nantinya berubah menjadi manusia yang taat, juga ada versi yang sombong dan pendosa.

Sementara itu, iblis berjanji bahwa bila dari tanah itu terciptalah makhluk yang lebih mulia darinya maka selamanya Iblis tidak akan tunduk atau taat kepada makhluk itu. Iblis bersumpah apabila dirinya yang lebih mulia dari makhluk yang akan diciptakan dari tanah itu maka Iblis akan menghancurkannya.

Para malaikat menyaksikan rerupa manusia yang akan dihidupkan Allah dan terus memandangnya. Mereka berkata satu sama lain: Tuhan kita tidak menciptakan ciptaan yang lebih baik dari ini. Manusia ini diciptakan untuk suatu tujuan.

Kemudian iblis terkutuk itu melewatinya. Lalu memukul manusia itu dengan tangannya, lalu setan berkata: Jika ini lebih disukai bagiku, maka aku tidak akan menaatinya, dan jika aku lebih disukai daripadanya, aku akan menghancurkannya. Ini terbuat dari tanah liat dan aku dari api.

Dikatakan dalam riwayat lain, bahwa selama empat puluh tahun (tanah untuk menciptakan manusia) tidak ditiupkan ruh ke tanah itu. Tidak perlu khawatir tentang apa yang terjadi di sini. Tuhan tidak menciptakan ciptaan yang lebih bagus dari ini. Iblis yang terkutuk melewati tanah itu, juga Iblis memukuli tanah itu dengan tangannya dan iblis mendengar tanah itu bising, yaitu tanah yang sombong.

Terkadang Iblis berkata sungguh bila dia lebih mulia dariku aku tak akan tunduk padanya, dan bila aku yang lebih mulia darinya aku akan menghancurkannya. Setelah Allah menghidupkan manusia pertama (Nabi Adam), Allah berkata kepada para malaikat, “Sujudlah kepada Adam,” maka mereka pun melakukan itu, kecuali Iblis yang menolak, sombong, dan termasuk orang-orang kafir (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; Merupakan enggan dan takabur dan merupakan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 34).

 

Dia berkata, “Apa yang menghalangimu untuk sujud ketika aku memerintahkanmu?” Dia berkata, “Aku lebih baik darinya. Kamu menciptakanku dari api dan kamu menciptakannya dari tanah.”

Allah berfirman: “Adakah yang menghalangimu yang tidak harus sujud (Kepada Adam) di saat Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis "Saya lebih baik darinya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (Al-Quran surat Al-A’raf ayat 12)

Arti iblis, setan, dan jin

Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa. Hal ini dimaksudkan karena iblis telah berputus asa dari rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama Naail atau sebagian riwayat mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk. Ia adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS al-A’raaf [7]: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, "Dia (iblis) adalah dari golongan jin."(QS al-Kahfi [18]: 50).

Dahulu, makhluk yang sebelumnya bernama Naail atau Azazil ini sebenarnya makhluk yang paling saleh di antara para malaikat. Secara penciptaan, ia lebih mulia dari malaikat yang hanya diciptakan dari cahaya. Sedangkan ia diciptakan dari biang cahaya itu, yakni api. Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, namun lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS al-Baqarah [2]: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis. Ia berdoa agar dipanjangkan umur untuk bisa menyesatkan manusia. Jadi, hingga saat ini iblis masih terus eksis bersama anak keturunannya untuk menyesatkan umat manusia.

 

Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman Allah, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin." (QS al-An’am [6] :112).

Dalam Majma’ al-Bahrain, klausul sya-thana disebutkan, setan secara etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya-tha-na yang bermakna menjauh. Ini dimaksudkan mereka yang disebut setan jauh dari Allah dan menjauhkan orang beriman dari Rabb mereka. Ja’far Syariatmadari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Qur’an mendefinisikan, setiap makhluk yang sangat susah menerima kebenaran dan hakikat baik dari golongan manusia atau jin atau dari kalangan hewan sekalipun maka ia termasuk setan.

Jadi, manusia bisa disebut setan jika ia menjauhkan orang dari Allah. Setan merupakan sebuah entitas dan laqab (gelar) yang memiliki makna pembangkang atau penentang. Setan dimaknai pula sebagai penyebar fitnah dan menyesatkan. Muhammad Bistuni dalam bukunya Syaithan Syinasi az Didghae Qur’an Karim menyebutkan, setan memiliki makna yang beragam, yakni salah satu contoh yang paling nyata dari makna itu, iblis dan serdadunya. Contoh lain dari makna setan ini, yaitu manusia-manusia perusak dan menyesatkan. Dan, juga pada sebagian perkara bermakna mikroba-mikroba pengganggu.

Sedangkan jin adalah satu bangsa seperti halnya bangsa manusia. Kendati iblis berasal dari golongan jin, tidak seluruh jin menyesatkan. Ada pula di antara jin yang saleh dan beriman. Jadi, makhluk berakal dari bangsa jin dan manusia sama-sama berpotensi untuk bisa menjadi setan. Allah telah menciptakan jin terlebih dahulu sebelum menciptakan Adam yang menjadi manusia pertama (QS al-Hijr [15]: 27). Jin telah menjadi penghuni pertama di muka bumi sebelum manusia. Namun, bangsa jin sering melakukan pertumpahan darah dan kerusakan.

Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dari Tsa’labah al-Khasyani, Rasulullah pernah memberikan spesifikasi bangsa Jin. "Jin terdiri atas tiga jenis. Ada yang bersayap, mereka terbang di udara. Ada yang berupa ular dan anjing. Ada pula jin yang menempati (suatu tempat) dan berjalan (seperti manusia)." Selain riwayat ini, ada pula yang menyebutkan jenis jin yang disebut al-Ghilan yang mampu berubah berbagai rupa dan bentuk. Kaum cendekiawan dan bangsawan dari golongan jin disebut dengan ifrit. Kaum ini dikenal pula dengan kecerdikan dan kekuatannya. (QS an- Naml [27]: 39).

sumber : Dokumentasi Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler