Legislator Minta PAM Jaya Tekan Tingkat Kebocoran Air

Tingkat kebocoran saat ini 46 persen, PAM Jaya targetkan jadi 30 persen pada 2030.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pekerja Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Rep: Bayu Adji Prihammanda Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jakarta August Hamonangan meminta manajemen PAM Jaya dapat terus menekan tingkat kebocoran air atau nonrevenue water (NRW). Pasalnya, saat ini tingkat kebocoran air PAM Jaya berada di angka 46 persen.

Baca Juga


Dia mengatakan, PAM Jaya perlu melakukan perbaikan jaringan perpipaan secara berkelanjutan untuk mencegah kebocoran air. Menurut August, dewan akan selalu melakukan pemantauan di lapangan apabila terdapat aduan dari masyarakat.

"Kami selalu memantau jika ada pengaduan masyarakat, mulai dari aliran air yang lambat, kebocoran, hingga tekanan air yang tidak stabil. Itu langsung kami sampaikan kepada PAM Jaya," kata August di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Politikus PSI tersebut menilai, respons PAM Jaya atas saran yang diberikan sejauh ini berjalan dengan cukup baik. Laporan kebocoran air disebut direspons dengan menurunkan tim teknis PAM Jaya untuk menyelesaikan kendala di lapangan. Bahkan jika penanganan di tingkat awal belum maksimal, PAM Jaya selalu memberikan bantuan lanjutan hingga perbaikan jaringan selesai dilakukan.

Menurut August, tingkat kebocoran air sebesar 46 persen merupakan capaian yang cukup positif. Namun, ia mendoorng, PAM Jaya tetap harus meningkatkan kepuasan konsumen. "Walaupun berbagai program dan konsep sudah dilakukan oleh PAM Jaya, jangan sampai berpuas diri. Yang paling dijaga itu tingkat kepuasan konsumen," ujarnya.

Augus juga berharap, PAM Jaya dapat semakin optimal dalam menekan angka NRW. Ia juga meminta perusahaan daerah itu dapat terus memastikan layanan air bersih dapat dinikmati oleh seluruh warga Jakarta secara merata.

PAM Jaya menargetkan tingkat kebocoran air bisa diturunkan di angka 30 persen pada 2030. Sejumlah perbaikan akan terus dilakukan agar target itu bisa tercapai.

Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Arif Nasrudin mengatakan, penyebab tingkat kebocoran tinggi adalah usia tua pipa di Jakarta. Dia menjelaskan, masih banyak pipa-pipa di Jakarta yang berusia satu abad alias warisan Belanda.

Dia menyebut, solusi mengatasi masalah itu adalah perlunya investasi sangat besar dengan proses perbaikan yang memerlukan waktu cukup lama. Jika hal itu dilakukan maka dapat berdampak luas pada aktivitas masyarakat guna memperbaiki pipa-pipa tersebut. 

Untuk itu, upaya yang dilakukan antara lain dengan fokus menangani kebocoran per wilayah. Misalnya tahun ini, PAM Jaya akan fokus memperbaiki pipa di enam wilayah yang memiliki tingkat kebocoran besar seperti di Asem Baris, Kampung Melayu, Abdul Wahab, Kebon Jeruk, Pulomas, dan Duren Sawit.

"Di Kampung Melayu misalnya itu bisa 79 persen NRW-nya. Besar sekali. Tapi kalau enam wilayah ini beres, kontribusinya mungkin satu persen untuk keseluruhan total se-Jakarta. Makanya kami beralih bertahap menangani secara bottom up," kata Arif.

 

Arif menambahkan, PAM Jaya telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan. Langkah itu dilakukan untuk mencapai cakupan layanan air minum 100 persen di Jakarta pada 2030.

Arif mengaku, manajemen terus mengoptimalkan jaringan distribusi air. Tak hanya itu, PAM Jaya juga akan melakukan pengembangan infrastruktur pipa yang lebih efisien dan merata di seluruh wilayah Jakarta.

"Tujuan kami adalah memastikan distribusi air yang lancar ke seluruh pelanggan tanpa hambatan teknis yang berarti. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur secara berkesinambungan," katanya.

Selain penguatan infrastruktur, kata Arief, PAM Jaya juga berencana untuk mengembangkan layanan digital yang lebih modern, seperti pembangunan aplikasi dan platform berbasis website. Menurut dia, layanan digital itu akan memungkinkan pelanggan untuk mendaftar, membayar tagihan, serta menyampaikan keluhan dengan lebih cepat dan mudah.

Arief mengatakan, manajemen akan meluncurkan kampanye edukasi mengenai pentingnya penggunaan air minum perpipaan serta praktik hemat air. Program itu dirancang melalui kolaborasi dengan sekolah, komunitas, dan media sosial, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan air yang bijak.

"Melalui program edukasi ini, kami ingin memastikan masyarakat tidak hanya mengerti pentingnya air minum perpipaan, tetapi juga dapat menerapkan cara-cara hemat air yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari," ucap Arief.

Menurut Arief, hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah meningkatkan kualitas air minum. Peningkatan ini sejalan dengan penerapan standar terbaru dalam pengelolaan air baku hingga proses distribusi ke pelanggan.

Menurut dia, langkah tersebut bertujuan untuk memastikan air minum yang disalurkan kepada masyarakat Jakarta tetap bersih, aman, dan berkualitas tinggi. Arief melanjutkan, cakupan layanan 100 persen air minum di Jakarta pada tahun 2030 pun tetap menjadi target utama PAM Jaya.

"Kami optimis dapat mencapai target ini sesuai dengan komitmennya untuk memastikan kedaulatan air bagi seluruh warga Jakarta. Karena itu, di tahun 2025, kami akan terus berupaya lebih keras agar setiap warga Jakarta mendapatkan akses air minum yang layak," kata Arief.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler