Horor Terus Bayangi IDF di Gaza, Tiga Tentara Tewas Akibat Ranjau

Tentara tersebut terkena ledakan dari bahan peledak yang menjebak tank.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara.
Rep: Fuji EP Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Pasukan penjajah terus mendapatkan pukulan dari para pejuang di jalur Gaza. Tiga tentara Israel tewas sementara tiga lainnya terluka dalam pertempuran pada Rabu (8/1/2025) di jalur Gaza Utara, demikian pengumuman militer Israel di tengah-tengah pertempuran mematikan selama beberapa hari di daerah tersebut.

Ketiga tentara yang tewas diidentifikasi sebagai Sersan Kepala Matityahu Ya'akov Perel (22 tahun) dari Beit El, Sersan Kepala Kanaoo Kasa (22) dari Beit Shemesh, dan Sersan Kepala Nevo Fisher (20) dari Bruchin. Mereka semua bertugas di Batalyon 46 Brigade Lapis Baja ke-401.

Baca Juga



Dalam insiden yang sama, tiga tentara lainnya terluka, termasuk seorang perwira yang berada dalam kondisi luka serius. Menurut penyelidikan awal Pasukan Penjajah Israel (IDF), tentara tersebut terkena ledakan dari ranjau bahan peledak besar yang menjebak sebuah tank selama operasi di Beit Hanoun.

Insiden ini terjadi setelah tiga tentara lainnya tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden terpisah pada dua hari sebelumnya. IDF mengeklaim, jumlah tentara  Israel yang tewas dalam serangan darat terhadap warga Palestina di jalur Gaza dan selama operasi militer di sepanjang perbatasan dengan daerah kantong tersebut menjadi 401 orang.

Selama pertempuran pada Rabu di Gaza Utara, militer mengatakan bahwa sebuah helikopter tempur Angkatan Udara Israel melakukan serangan terhadap sekelompok pejuang Hamas di sebuah bekas sekolah di Jabalia, dikutip dari media Israel, The Times of Israel, Kamis (9/1/2025).

Menurut tuduhan tentara Israel, para anggota Hamas itu berada di pusat komando yang tertanam di dalam Sekolah Halawa, dan menggunakan kompleks itu untuk merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan di Gaza dan melawan Israel.

Bangunan sekolah itu juga berfungsi sebagai tempat penampungan bagi warga Gaza yang mengungsi, menurut media Palestina.

 
Tentara penjajah Israel (IDF) berdiri disamping tank Merkava dari Brigade Cadangan 4 yang sedang diangkut ke atas truk untuk ditarik pulang dari Selatan Jalur Gaza, Palestina, 28 Januari 2024. (EPA-EFE/ATEF SAFADI)

Pertahanan Sipil Gaza melaporkan sedikitnya sembilan orang syahid dalam serangan tersebut. Tentara Israel mengatakan bahwa mereka mengambil banyak langkah untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil, termasuk dengan menggunakan pengawasan udara dan intelijen lainnya.

Sementara itu, sebuah roket yang diluncurkan dari Gaza selatan ke wilayah Kerem Shalom berhasil dicegat oleh pertahanan udara. Tentara kemudian meluncurkan rudal pencegat di dekat perbatasan dengan Gaza, meskipun militer mengatakan bahwa rudal tersebut ternyata ditembakkan ke arah yang salah identifikasi. Tidak ada laporan mengenai korban luka.

Dalam dua pekan terakhir, lebih dari 20 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel, sebagian besar dari utara Jalur Gaza.

Pada Rabu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby menepis klaim genosida di Gaza, ketika didesak mengapa Amerika Serikat (AS) secara resmi mengakui genosida di Sudan, namun tidak melakukan hal yang sama di wilayah pesisir.

“IDF tidak bangun setiap hari dan meletakkan sepatu bot mereka di lantai, dan berkata, 'Hei, kami akan membunuh beberapa orang yang tidak bersalah karena kebetulan mereka adalah orang Palestina',” ujar Kirby dalam sebuah konferensi pers.

“Itu tidak berarti bahwa tidak ada terlalu banyak korban sipil dalam konflik ini dan kami telah menyampaikan secara langsung kepada rekan-rekan Israel kami tentang keprihatinan kami mengenai hal tersebut dan mencoba untuk membuat mereka untuk lebih diskriminatif mengenai korban sipil di Gaza. Jumlahnya sangat tinggi namun itu tidak sama dengan mengatakan genosida,” kata John Kirby yang mendukung Israel.

Untuk diketahui, Israel menjajah Palestina dan menyerang Gaza shingga 46.000 warga Palestina wafat, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak sejak Oktober 2023 hingga sekarang.

 

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler