Beratnya Dosa Menghina Sesama Muslim

Rasulullah SAW melarang umat Islam menghina satu sama lain.

Antara/Jojon
Muslim beribadah di masjid (ilustrasi)
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW telah menegaskan larangan terhadap sikap mencaci maki, menghina atau semacamnya. Sebab, sejatinya tidak ada orang yang suka dihina maupun dicaci.

Baca Juga


Islam telah menetapkan batasan bagi setiap Muslim dalam berurusan dengan orang lain. Kebebasan setiap manusia itu dibatasi dengan hak kebebasan yang juga dimiliki orang lain.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda, "Mencaci maki orang Muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran" (HR Bukhari dan Muslim).

Orang yang menghina Muslim diancam dengan dosa. Dahsyatnya dosa itu digambarkan dalam hadis berikut ini yang berbicara tentang riba.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Riba itu terdiri dari 73 pintu. Yang paling ringan diantaranya, (setara dengan dosa) seseorang berzina dengan ibunya. Dan (dosa) riba yang paling berat ialah (seperti seseorang) merusak kehormatan seorang Muslim."

Maknanya, dosa menghina sesama Muslim lebih berat daripada dosa berzina dengan ibu sendiri. Sungguh, kedua perbuatan itu harus dihindari bila seseorang ingin menjaga kehormatan diri.

Nabi Muhammad SAW juga menekankan, antara seorang Muslim dan Muslim lainnya bersaudara. Tidak boleh di antara mereka saling mencaci maki atau menghina.

Beliau bersabda, "Janganlah kalian saling dengki, melakukan najasy (berpura-pura menawar tanpa ada niat membeli barang), saling membenci, saling membelakangi dan sebagian dari kalian menjual apa yang dijual saudaranya.

Jadilah kalian semua hamba–hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Maka tidak boleh menzaliminya, menghinanya, mendustakannya dan merendahkannya.

Takwa itu letaknya di sini (beliau menunjuk pada dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seseorang dalam kejelekan selama ia merendahkan saudaranya sesama Muslim.

Setiap Muslim terhadap Muslim lainnya haram dan terjaga darah, harta dan kehormatannya" (HR Muslim).

Ketika seorang Muslim mendapat serangan berupa hinaan atau caci maki atau semacamnya, maka dia memiliki hak membalas dengan tujuan untuk menjaga martabatnya selama tidak melampaui batas. Apabila ia membalas dengan cara menghina atau mencaci-maki pula, maka apa bedanya ia dengan lawan bicaranya itu?

Karena itu, jadilah calon ahli surga, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Harits bin Wahb, "Maukah kalian aku beri tahu, siapakah ahli surga itu? Mereka adalah orang-orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jika mereka bersumpah atas nama Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang disumpahkannya. Maukah kalian aku beri tahu, siapakah ahli neraka itu? Mereka adalah setiap orang yang keras, kikir, dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong" (HR Bukhari-Muslim).

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler