Perang Gaza Segera Berakhir, Ini Detail Rancangan Perjanjian Final yang Diajukan Israel
Sebanyak 33 sandera akan dibebaskan pada tahap pertama.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Negosiasi gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dengan Israel untuk menghentikan genosida di Gaza dilaporkan menunjukkan perkembangan positif. Amerika Serikat (AS), Israel, dan mediator dari Mesir dan Qatar telah memberikan Hamas rancangan akhir perjanjian untuk pembebasan sandera dengan imbalan gencatan senjata, lapor Axios yang mengutip dua pejabat senior Israel dan seorang sumber yang mengetahui rancangan perjanjian tersebut.
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas telah mencapai titik kritis sepekan sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump dilantik. Sekitar 98 sandera masih ditahan di Gaza, di antaranya tujuh warga Amerika. Kira-kira setengah dari sandera, termasuk tiga warga Amerika Serikat, diyakini masih hidup, menurut intelijen Israel.
Setidaknya, lebih dari 46.500 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Sumber-sumber mengatakan para mediator sedang menunggu tanggapan Hamas terhadap rancangan tersebut. Seorang pejabat Israel mengatakan pemimpin sayap militer Hamas di Gaza, Mohammed Sinwar, akan memutuskan apakah akan menyetujui kesepakatan tersebut.
Dua pejabat Israel mengatakan tanggapan Hamas diharapkan dalam 24 jam ke depan. Pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk membuat konsesi baru tentang tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan dan tentang penarikan pasukan Israel dari koridor Netzarim dan Philadelphi di Gaza.
"Tampaknya kita menuju kesepakatan," kata seorang pejabat Israel, menambahkan bahwa mereka sedang menunggu tanggapan Hamas. Dia menyatakan, hanya dengan hal tersebut akan mengetahui dengan pasti.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa negosiasi atas beberapa isu inti mengalami kemajuan. Hal tersebut berupaya untuk segera menyelesaikan apa yang tersisa.
Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya di Departemen Luar Negeri pada Senin (13/1/2025) waktu setempat, mengatakan, pihaknya berada di ambang kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza. "Kami berusaha keras" untuk menutup kesepakatan, kata Biden.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan pada Senin bahwa ada kemajuan dalam semua komponen perjanjian. "Kami bekerja sama dengan para mediator dan dengan kedua pemerintahan AS — yang lama dan baru. Kondisi terbaik dan optimal telah diciptakan agar kesepakatan dapat terwujud," kata pejabat itu.
Pejabat itu menambahkan, tentara Israel siap untuk segera melaksanakan kesepakatan tersebut. "Saya tidak tahu apakah ini masalah jam, hari, atau lebih sampai pembicaraan selesai. Kami ingin itu terjadi dengan cepat," kata pejabat itu.
Menurut rancangan perjanjian, sebanyak 33 sandera akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan, termasuk wanita, anak-anak, pria berusia di atas 50 tahun, dan pria berusia di bawah 50 tahun yang terluka dan sakit.
Hamas belum memberikan informasi tentang kondisi ke-33 sandera tersebut, kata pejabat Israel itu. Penilaian Israel adalah bahwa sebagian besar masih hidup. Para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama fase pertama perjanjian, yang akan berlangsung selama 42 hari. Pada saat yang sama, akan ada gencatan senjata di Gaza.
Selama fase pertama, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga akan secara bertahap mundur ke zona penyangga di Gaza dekat perbatasan dengan Israel, kata pejabat itu. IDF akan meninggalkan koridor Netzarim di tengah Jalur Gaza dan koridor Philadelphi di perbatasan antara Gaza dan Mesir — dua area yang telah menjadi titik kritis dalam negosiasi sebelumnya.
Meski demikian, Israel tidak akan sepenuhnya menarik diri dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan, kata pejabat Israel itu.
Warga Palestina juga akan diizinkan untuk kembali ke Gaza utara selama fase pertama kesepakatan. Seorang pejabat Israel mengatakan akan ada "pengaturan keamanan" untuk memastikan tidak ada militan atau senjata yang dipindahkan ke bagian utara jalur tersebut.
Ratusan tahanan Palestina juga akan dibebaskan, termasuk mereka yang membunuh orang Israel. Jumlah pasti tahanan yang akan dibebaskan akan ditentukan hanya setelah Hamas mengklarifikasi sandera mana yang akan dibebaskan yang masih hidup, kata pejabat itu.
Pejabat Israel itu mengatakan tahanan Palestina yang membunuh warga Israel tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat, tetapi menolak mengatakan ke mana mereka akan dibebaskan. Anggota Hamas yang berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober tidak akan dibebaskan pada tahap pertama.
Pada hari ke-16 tahap pertama perjanjian, negosiasi akan dimulai pada pelaksanaan tahap kedua kesepakatan, yang seharusnya berakhir dengan penarikan penuh pasukan IDF dari jalur Gaza dan gencatan senjata permanen.
Pejabat senior Israel mengatakan dalam pengarahan bahwa tahap kedua akan mencakup pembebasan semua sandera hidup dan mati yang masih ditahan oleh Hamas.
Kesepakatan itu juga akan mencakup peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, menurut pejabat tersebut. Dia menambahkan bahwa Israel sedang berupaya menemukan cara untuk mencegah Hamas mengambil alih bantuan tersebut untuk mempersulit kelompok itu memerintah Gaza lagi.