Dapat Persetujuan Masuk Korea Selatan, BYD Mulai Pasarkan Atto 3
Otoritas Korea Selatan mengeluarkan sertifikasi emisi dan kebisingan untuk Atto 3.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 13 Januari, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan memberikan sertifikasi emisi dan kebisingan kepada BYD Atto 3. Sertifikasi tersebut dikeluarkan oleh Institut Penelitian Lingkungan Nasional Korea Selatan.
Dengan sertifikasi ini, Atto 3 telah menyelesaikan semua prosedur yang diperlukan untuk memasuki pasar Korea Selatan. Proses sertifikasi tambahan untuk BYD Seal, Dolphin, dan Sealion 7 juga sedang berlangsung.
Dilansir Car News China, Selasa (14/1/2025), proses sertifikasi ini bertujuan untuk memverifikasi kinerja kendaraan listrik, seperti jarak tempuh dengan sekali pengisian daya. Hasil menunjukkan bahwa Atto 3 memiliki jarak tempuh 321 km per pengisian daya dalam kondisi normal dan 309 km dalam kondisi suhu rendah.
BYD diperkirakan akan menyelenggarakan konferensi pers pada Kamis (16/1/2025) untuk secara resmi mengumumkan masuknya kendaraan ini ke pasar otomotif Korea Selatan. BYD Atto 3 diperkirakan akan dibanderol dengan harga 35 juta KRW (Rp 390 juta). Sebagai referensi, di China, BYD Atto 3 (dikenal sebagai BYD Yuan Plus) dijual seharga 119.800 yuan (Rp 271 juta) untuk model dasar.
Atto 3 diharapkan tersedia bagi konsumen Korea Selatan pada awal Februari. Prosedur administratif terus berlangsung untuk mengonfirmasi apakah mobil tersebut akan memenuhi syarat untuk subsidi EV yang ditawarkan.
Meskipun memenuhi syarat untuk subsidi, mobil tersebut diharapkan akan menerima subsidi pemerintah yang lebih rendah karena baterai lithium iron phosphate (LFP)-nya, yang memiliki tingkat daur ulang yang lebih rendah.
BYD dilaporkan menargetkan penjualan tahunan sebanyak 10.000 unit di Korea Selatan. BYD Korea telah memilih perusahaan sebagai distributor dan berencana untuk mendirikan 15 gerai penjualan mobil penumpang di kota-kota termasuk Seoul, Gyeonggi, Busan, dan Jeju.
BYD memasuki pasar yang didominasi oleh Hyundai dan Kia, tetapi perusahaan tersebut kemungkinan akan bersaing lebih langsung dengan merek asing lainnya seperti Tesla daripada merek lokal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika