Menteri Sebut MBG Jadikan Perajin Tahu-Tempe Pemasok Bahan

Menteri Koperasi tinjau Rumah Tempe Indonesia di Bogor.

Republika/Prayogi
Para siswa menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 05 Sukatani, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025).
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menilai, program Makan Bergizi Gratis (MBG) memberikan peluang besar kepada para perajin tahu dan tempe. Mereka pun diharapkan dapat menjadi pemasok bahan baku untuk satuan-satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) atau dapur-dapur MBG.

Baca Juga


"Tempe adalah superfood asli Indonesia. Kita mendukung perajin tempe dapat terlibat dalam program MBG. Kita pastikan pasokan bahan baku kedelai bagi para perajin, agar suplai tempe untuk MBG juga bisa terjamin," ujar Menkop Budi Arie saat mengunjungi Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

Ia menjelaskan bahwa konsumsi tempe di Tanah Air saat ini mencapai 7,3 kilogram per kapita per tahun. Adapun peredaran uang dari bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini mencapai Rp 7,5 triliun per tahun.

Selain itu, lanjut Menkop, ada 600 ribu perajin yang bergantung pada bisnis pengolahan tempe. Dengan dijadikannya tempe sebagai menu dalam MBG, ia berharap produksi tempe bisa meningkat, seiring dengan kesejahteraan para perajin.

Saat menyambangi Rumah Tempe Indonesia, Menkop Budi mengapresiasi proses produksi yang sudah menerapkan standar pengolahan secara modern. Menurut dia, salah satu syarat agar perajin bisa menjadi pemasok MBG ialah mutu produk yang harus selalu dijaga. Selain itu, kualitas kandungan gizi serta higienitas atau kebersihan mesti sesuai panduan Badan Gizi Nasional dan rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta Badan Pangan Nasional.

Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan sudah modern dan terbuat dari bahan stainless steel yang memenuhi standar untuk produksi makanan. Rumah Tempe Indonesia, yang dikelola oleh Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), diharapkan dapat menjadi standar pengolahan bagi perajin lain.

Terkait kebutuhan suplai bahan baku makanan bagi ratusan dapur MBG atau SPPG yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air, Kementerian Koperasi berencana membangun sejumlah hub untuk memudahkan pasokan. Selain itu, setiap daerah mempunyai ciri khas hasil produksinya sendiri.

"Kita harus pastikan pasokan bahan bakunya (tersedia). Secara keseluruhan, saat ini ada 1.232 koperasi beragam unit usaha yang sudah terdaftar di BGN untuk mendukung program MBG," kata Budi pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler