Lembaga Filantropi: Momen Gencatan Senjata Manfaatkan Untuk Kirim Bantuan ke Gaza
Gencatan senjata menjadi solusi perdamaian di Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momen gencatan senjata agar segera masuk dan menyalurkan bantuan di Gaza, Palestina. Sehubungan dengan itu, Baznas mengajak masyarakat untuk terus ikut membantu meringankan sedikit beban warga Palestina.
Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan mengatakan, menyambut baik adanya gencatan senjata. Ini adalah kesempatan untuk semua masyarakat Indonesia yang peduli dan mendukung Palestina khususnya di Jalur Gaza untuk menyalurkan bantuan saat ini.
"Karena saat ini paling tepat menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, sembako, pakaian untuk musim dingin, selimut, dan juga obat-obatan untuk masuk ke Gaza, terlebih sebentar lagi masuk musim dingin dan Ramadan," kata Rizaludin kepada Republika, Kamis (16/1/2025)
Rizaludin mengatakan, tentu masyarakat Gaza sangat memerlukan bantuan tersebut. Maka Baznas mengajak untuk seluruh masyarakat Indonesia dan para donatur untuk memanfaatkan kesempatan baik ini. Lembaga filantropi dan Baznas juga akan menyegerakan dana yang ada sekarang bisa masuk ke Gaza.
Ia mengungkapkan, memang beberapa stok makanan yang dibelanja di Mesir untuk Gaza itu masih ada di gudang, maka akan segera disalurkan. Tapi tentu keperluan masyarakat Gaza untuk menghadapi musim dingin dan Ramadhan sangat besar sekali. Baznas yakin bersama-sama, Insya Allah bisa mengurangi sedikit keperluan yang mereka perlukan untuk menghadapi musim dingin dan Ramadhan.
"Ini (gencatan senjata) kesempatan, kita manfaatkan betul sebaik-baiknya bagi para donatur, kalau sebelumnya masih ada pertanyaan dan juga informasi tentang bagaimana cara masuk barang ke Gaza, nah sekarang memang kesempatan ini dibuka, kalau sebelumnya memang kita ini sangat sulit sekali masuk ke Gaza," ujar Rizaludin.
Rizaludin mengatakan, Insya Allah dengan adanya kesepakatan gencatan senjata, sekarang bantuan bisa masuk ke Gaza. Baznas juga masih membuka donasi untuk membantu Palestina. Semua bantuan yang dititipkan ke Baznas, baik dari perorangan, lembaga, korporasi dan komunitas, Insya Allah akan Baznas salurkan dengan tepat sasaran, dan juga dengan secepatnya.
Rizaludin menambahkan, menurut informasi yang diterima, termasuk juga membaca di media-media lokal maupun internasional. Sekarang kesepakatan gencatan senjata ini telah memberikan ruang masuknya bantuan-bantuan untuk keperluan seharian, kesehatan dan bahan bakar.
Komentar Hamas
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas menyebut perjanjian gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang akan mulai berlaku pada Minggu (19/1) sebagai sebuah “titik balik” dalam perjuangan melawan pendudukan Israel.
“Gencatan senjata ini adalah sebuah pencapaian bagi rakyat kami, perlawanan kami, bangsa kami, dan seluruh orang yang mencintai kebebasan di dunia,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan
“Ini adalah titik balik dalam perjuangan kami melawan musuh yang terus berlanjut, serta sebuah langkah menuju tujuan kami untuk pembebasan dan kembali ke tanah air.” lanjut pernyataan tersebut.
Kelompok perlawanan Palestina itu memuji tercapainya kesepakatan sebagai produk dari “keteguhan legendaris” rakyat Palestina dan ketahanan perlawanan Gaza selama 15 bulan terakhir.
Hamas menekankan bahwa perjanjian tersebut mencerminkan tanggung jawabnya kepada rakyat Gaza untuk menghentikan agresi Israel, mengakhiri pembantaian, dan menghentikan genosida yang berdampak pada warga sipil.
Kelompok itu juga mengucapkan terima kasih atas dukungan internasional yang didapat Gaza, terutama dari Arab, masyarakat Muslim dan global, untuk meningkatkan kesadaran mengenai tindakan Israel dan menuntut diakhirinya kekerasan.
Hamas berterima kasih kepada para mediator, terutama Qatar dan Mesir, atas upaya mereka memfasilitasi tercapainya kesepakatan.
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengonfirmasi kesepakatan tersebut dalam konferensi pers di Doha.
Ia menguraikan tahap pertama, yang akan berlangsung selama 42 hari, mencakup pembebasan 33 tahanan Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.
Gencatan senjata terjadi pada hari ke-467 genosida Israel terhadap Gaza, yang, dengan dukungan AS, telah merenggut lebih dari 156.000 korban, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Perang ini juga telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, serta kehancuran luas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak nyawa orang tua dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah dunia modern.