Tolak Usulan Trump, Al Azhar Mesir dan Jusuf Kalla Angkat Suara
Al Azhar Mesir dan Jusuf Kalla mendukung rakyat Gaza Palestina menjaga Tanah Airnya.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Universitas Al-Azhar Al-Sharif Mesir mengumumkan penolakannya terhadap semua rencana dan upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Kampus yang berusia lebih dari seribu tahun itu menekankan bahwa Gaza adalah “tanah Arab Palestina dan akan tetap demikian.”
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di platform “X”, Al-Azhar menganggap pengusiran warga Palestina dari tanah mereka adalah “sebuah upaya yang menyedihkan. Tentu hal itu sangat bernuansa tidak adil dan justru menguatkan penjajahan beserta kemampuan mereka. Pengusiran warga Gaza berarti merampas hak-hak mereka. Juga merebut entitas tanah Palestina di Gaza.”
Al-Azhar menyerukan kepada rakyat Palestina untuk tetap berpegang teguh pada Tanah Air mereka. Juga berpegang teguh pada tujuan mereka, yang digambarkan sebagai “perjuangan orang-orang terhormat di dunia.” Warga Gaza harus terus berdiri “menghadapi ambisi-ambisi yang tidak adil dan tindakan yang tidak manusiawi ini. melawan mereka yang mendukung pelanggaran Zionis terhadap hak-hak rakyat Palestina.”
Beberapa waktu lalu, di pesawat Air Force One, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Mesir dan Yordania harus menerima lebih banyak warga Palestina dari Jalur Gaza.
Pernyataan Jusuf Kalla
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia H Muhammad Jusuf Kalla menyatakan warga Palestina adalah orang-orang hebat. Meski memiliki banyak keterbatasan, warga Gaza terkenal tangguh dalam berbagai hal, termasuk berperang.
Mereka berhasil menghancurkan segala kendaraan lapis baja Israel, membuat semua alutsista mahal tersebut menjadi tidak berguna ketika berada di tanah Gaza. Mereka juga berhasil membombardir tentara Israel yang membawa peralatan dan senjata canggih. Padahal warga Gaza menyerang Israel hanya dengan senjata ala kadarnya.
Tak hanya itu, warga Gaza memiliki etos kerja yang sangat luar biasa. "Bayangkan, mereka mampu membangun terowongan sejauh 400-an kilometer, sementara kita di sini bikin terowongan minta bantuan negara lain," kata wakil presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2019 di Kantor Dewan Masjid Indonesia Jakarta pada Senin (27/1/2025).
Warga Gaza sudah pasti akan membangun kawasannya. Bila dilihat kondisi Gaza sebelum peperangan 7 Oktober 2023, akan terlihat banyak gedung bertingkat yang menjadi tempat tinggal banyak warga. Di sana mereka menjaga nilai keislaman dan melestarikan keturunan.
Segala bangunan besar yang ada di sana merupakan karya hebat orang-orang Gaza yang bersemangat membangun Tanah Airnya.
Justru, kata JK, yang harus dilakukan adalah mendukung mereka. Caranya adalah dengan membantu apa yang sedang mereka butuhkan. Saat ini mereka membutuhkan masjid semi permanen untuk tempat mereka bersujud, berdzikir, dan shalat berjamaah.
Berbekal masjid seadanya, mereka ingin memeriahkan Ramadhan, bulan berlimpah berkah dan kenikmatan. Bagi mereka, masjid merupakan tempat yang mulia, tempat orang-orang bermunajat dan mengharapkan barakah dari Allah.
Suara PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (27/1) menolak usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina ke luar Jalur Gaza.
“Kami menentang setiap rencana yang akan menyebabkan pemindahan paksa penduduk atau mengarah pada pembersihan etnis dalam bentuk apa pun,” ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers.
Pada Sabtu, Trump menyerukan untuk "membersihkan" Gaza dan memindahkan warga Palestina ke Mesir dan Yordania, dengan menyebut wilayah tersebut sebagai "lokasi yang telah hancur total" akibat perang genosida Israel.
Dujarric mengingatkan bahwa Mesir, Yordania, dan Liga Arab juga telah menolak usulan Trump tersebut.
Mesir, Yordania, Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan yang dengan tegas menolak segala seruan untuk pemindahan atau relokasi warga Palestina dari tanah mereka.
Situasi di Tepi Barat
Menanggapi pertanyaan dari Anadolu terkait wilayah pendudukan Tepi Barat yang berpotensi menjadi "Gaza baru" di tengah meningkatnya serangan militer Israel, Dujarric menyatakan: “Kami sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Tepi Barat.”
Ia dengan tegas mengkritik “aktivitas kekerasan tak terkendali oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat.”
Dujarric juga mengimbau semua pihak untuk tidak “mengalihkan perhatian dari bagian-bagian lain,” meskipun Gaza tetap menjadi fokus utama.
Mengenai situasi terkini di Tepi Barat, Dujarric menyampaikan peringatan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) terkait memburuknya situasi di Jenin dan kamp pengungsi di wilayah itu.
Operasi militer Israel yang telah berlangsung selama tujuh hari sejak 21 Januari telah menyebabkan korban jiwa, serta menghancurkan jalan dan infrastruktur.
Ia mengingatkan tentang pembunuhan seorang balita Palestina oleh Israel akhir pekan lalu dan menambahkan, “Sejak operasi di Jenin dimulai pada 21 Januari, telah dilaporkan 16 kematian.”
“Selain itu, hari ini di kamp pengungsi Tulkarm, serangan udara dilaporkan telah menewaskan dua warga Palestina, meningkatkan kekhawatiran atas penggunaan kekuatan yang melampaui standar penegakan hukum,” tambahnya.
Dujarric juga menegaskan bahwa “rumah sakit bukanlah target serangan dan harus dilindungi setiap saat,” menyoroti pengepungan Rumah Sakit Pemerintah Tulkarm oleh pasukan Israel.
Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki akibat perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.300 orang dan melukai 111.500 lainnya sejak 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 880 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.700 lainnya terluka akibat serangan pasukan Israel di wilayah pendudukan tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel di wilayah itu.
Pada Juli, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel yang sudah berlangsung lama atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan pengosongan semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
- al azhar
- trump
- relokasi warga gaza
- Palestina
- israel
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina