Akui Bersahabat Erat dengan Israel, Albania Tolak Kemungkinan Terima Pengungsi Palestina

Dia menegaskan, Albania tidak diminta siapapun untuk menerima pengungsi.

AP/Christophe Ena
Perdana Menteri Albania Edi Rama
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Perdana Menteri Albania Edi Rama pada Senin (27/1/2025) waktu setempat, membantah laporan media Israel yang mengeklaim bahwa pemerintahannya tengah berdiskusi dengan Amerika Serikat tentang kemungkinan Albania menerima hingga 100 ribu warga Palestina dari Gaza.

Baca Juga


"Sudah lama saya tidak mendengar berita palsu seperti itu - dan akhir-akhir ini banyak sekali berita palsu! Itu sama sekali tidak benar," tulis Rama di X.

Pemimpin Albania itu menyampaikan penghormatan dan solidaritas penuh kepada rakyat Gaza, yang telah direndahkan derajatnya oleh rezim yang kejam. Menurut dia, bangsa Palestina telah menderita akibat perang yang mengerikan di tengah tahun kedua genosida di Gaza.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa Albania tidak diminta oleh siapa pun untuk menerima pengungsi. Menurut dia, pemerintahannya tidak mempertimbangkan kemungkinan untuk mengambil alih tanggung jawab untuk menampung warga Gaza.

Rama menyoroti persahabatan erat Albania dengan Israel, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan rakyat Palestina, yang negaranya telah diakui Albania sejak lama.

Dia menegaskan bahwa Albania, sebagai negara Eropa, tidak berlokasi di Timur Tengah, dan tidak dapat berbuat lebih banyak daripada negara-negara Eropa lainnya dalam konteks pengungsi Palestina.

"Namun, kami berharap dan berdoa agar rakyat Palestina diberi kesempatan untuk hidup di negara mereka sendiri, sebagai orang-orang bebas di bawah pemerintahan yang demokratis, dan agar Hamas tidak akan pernah lagi dapat menyakiti Israel -- atau, yang terutama, rakyat Palestina sendiri," katanya.

Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa Israel memandang usulan Presiden AS Donald Trump agar Yordania dan Mesir menerima pengungsi Palestina sebagai sesuatu yang tidak realistis, sehingga mendorong Washington untuk mengeksplorasi pilihan lain, termasuk Albania. Laporan itu muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler