Israel Hambat Pengiriman Bantuan ke Gaza, Ini Peringatan dari Hamas
Faksi-faksi perlawanan tak puas karena Israel gagal melaksanakan gencatan senjata.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas menuding Israel telah menunda pengiriman bantuan esensial ke Jalur Gaza. Mereka memperingatkan, tindakan tersebut tak sesuai kesepakatan gencatan senjata dan dapat mempengaruhi proses pembebasan warga Israel yang saat ini masih ditawan.
"Kami memperingatkan bahwa penundaan yang terus-menerus dan kegagalan untuk mengatasi poin-poin ini (pengiriman bantuan utama) akan memengaruhi perkembangan alami kesepakatan, termasuk pertukaran tahanan," kata seorang pejabat senior Hamas yang enggan dipublikasikan identitasnya, Rabu (29/1/2025), dikutip laman Al Arabiya.
Pejabat Hamas lainnya mengungkapkan, Hamas telah meminta mediator untuk turun tangan dan menangani aksi penundaan pengiriman bantuan oleh Israel. Dia mengatakan Israel gagal mengirim barang-barang bantuan utama seperti bahan bakar, tenda, mesin berat, dan peralatan lainnya, ke Jalur Gaza.
Penundaan pengiriman bantuan itu tak sejalan dengan kesepakatan gencatan senjata fase pertama yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025. "Menurut perjanjian, bahan-bahan ini seharusnya masuk selama pekan pertama gencatan senjata," kata pejabat senior Hamas tersebut.
"Ada ketidakpuasan di antara faksi-faksi perlawanan (Palestina) karena pendudukan (Israel) menunda-nunda dan gagal melaksanakan ketentuan gencatan senjata, khususnya mengenai aspek kemanusiaan," tambah dia.
Sementara itu, sebuah kapal Turki yang mengangkut bantuan untuk warga Palestina di Jalur Gaza telah bersandar di Pelabuhan Al-Arish, Mesir, Rabu (29/1/2025). Itu merupakan kapal pertama pengangkut bantuan untuk warga Gaza sejak tercapainya gencatan senjata pada 15 Januari 2025.
"Kami siap untuk menyembuhkan luka-luka saudara-saudari kami di Gaza dan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara mereka," kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya lewat akun X resminya.
Dia mengungkapkan, kapal yang telah bersandar di Pelabuhan Al-Arish membawa 871 ton bantuan kemanusiaan, termasuk 300 generator listrik, 20 toilet portabel, 10.460 tenda, dan 14.350 selimut. Laporan Al Arabiya, mengutip seorang sumber, mengungkapkan, bantuan tersebut akan diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir.
Bulan Sabit Merah Mesir selanjutnya akan mengatur proses pengiriman bantuan ke Gaza. Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 15 Januari 2025. Kesepakatan yang dicapai setelah 15 bulan pertempuran tersebut mulai diberlakukan pada 19 Januari 2025. Proses mediasi atau negosiasi disokong Qatar, AS, PBB dan dukungan Mesir.
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas terdiri dari tiga fase dan bakal berlangsung selama 90 hari. Jika kesepakatan berjalan mulus, Israel bakal mundur sepenuhnya dari Gaza dan Hamas akan membebaskan semua warga Israel yang menjadi tawanan. Jasad dari tawanan yang terbunuh akibat serangan Israel juga bakal dikembalikan.
Agresi Israel ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 45 ribu warga Palestina di sana terbunuh. Saat ini krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza karena sebagian besar infrastruktur-infrastruktur vital, seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, telah hancur terhantam serangan Israel.