Trump: Amerika akan Ambil Alih Jalur Gaza, Netanyahu: Anda Sahabat Terbaik Kami
Trump bersikeras penduduk Gaza akan dipindahkan ke sejumlah negara.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih kendali Jalur Gaza. Hal itu dikatakannya dalam sebuah jumpa pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Amerika Serikat akan mengambil alih kendali Jalur Gaza. Jalur Gaza dan kami akan... Saya juga bekerja di sana. Kami akan memilikinya. Kami akan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom yang belum meledak dan senjata berbahaya lainnya di lokasi ini," katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel memuji Presiden AS, menggambarkannya sebagai “sahabat terbaik Israel sepanjang masa,” setelah pertemuan antara kedua pemimpin di Gedung Putih.
"Saya sudah mengatakannya sebelumnya dan akan mengatakannya lagi: Anda adalah teman terbaik yang pernah dimiliki Israel di Gedung Putih," kata Netanyahu dalam forum yang sama. “Itulah sebabnya orang Israel sangat menghormati Anda.”
Raja Yordania menyusul ke Washington
Raja Yordania Abdullah II akan bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada 11 Februari, menurut pernyataan kerajaan beberapa waktu lalu.
Kunjungan itu dilakukan atas undangan Presiden AS, demikian disebutkan dalam pernyataan singkat tersebut.
Dalam pertemuan menteri luar negeri enam negara Arab di Kairo pada pekan lalu, para pejabat dengan tegas menolak pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza serta kembali menyerukan implementasi solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Pekan lalu, Raja Abdullah berbicara melalui telepon dengan Trump, di mana ia menegaskan pentingnya peran AS dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Sisi undang Trump ke Mesir bahas konflik Timur Tengah
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi saat menerima panggilan telepon Presiden AS Donald Trump, mengundang pemimpin AS tersebut untuk mengunjungi Mesir guna membahas krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah, demikian pernyataan dari kantornya pada Sabtu (1/2).
"Presiden Sisi sekali lagi mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya kembali sebagai Presiden AS untuk periode kedua, mencerminkan kepercayaan besar yang ia peroleh dari rakyat Amerika serta pengakuan atas kemampuannya," kata juru bicara kepresidenan Mesir, Mohamed El-Shennawy, dalam sebuah pernyataan.
Sisi menyampaikan undangan kepada Trump untuk berkunjung ke Mesir guna memperkuat "hubungan strategis" antara kedua negara dan membahas "isu serta krisis kompleks" di Timur Tengah, yang dapat berkontribusi terhadap stabilitas kawasan.
Selain itu, Trump juga diundang untuk menghadiri peresmian museum baru Mesir, menurut pernyataan tersebut.Tanggal resmi pembukaan Grand Egyptian Museum belum diumumkan.
Namun, media lokal, termasuk surat kabar swasta Al-Masry Al-Youm, melaporkan bahwa peresmian diperkirakan berlangsung pada 3 Juli dengan serangkaian acara perayaan selama beberapa hari.
Di pihaknya, Trump juga menyampaikan undangan terbuka kepada Sisi untuk mengunjungi Washington dan bertemu dengannya di Gedung Putih, menurut juru bicara kepresidenan Mesir.
Percakapan keduanya mencakup berbagai isu bilateral, regional, dan internasional, dengan penekanan pada "hubungan strategis yang mengikat kedua negara serta perlunya memperkuat hubungan ekonomi dan investasi, termasuk kerja sama dalam bidang keamanan air."
Panggilan itu juga menegaskan kembali komitmen kedua pemimpin untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Terdapat "dialog positif" mengenai pentingnya melanjutkan implementasi tahap pertama dan kedua dari perjanjian gencatan senjata Gaza yang disepakati pada 19 Januari, serta upaya "stabilisasi" gencatan senjata di wilayah tersebut.
Dalam konteks ini, Sisi kembali menegaskan pentingnya mewujudkan "perdamaian abadi" di kawasan, dengan menekankan bahwa komunitas internasional bergantung pada kemampuan Trump untuk "mengamankan perjanjian damai bersejarah dan berkelanjutan yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan di kawasan tersebut."
Kedua pemimpin sepakat mengenai "pentingnya terus menjalin komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antara kedua negara dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama."
Percakapan ini terjadi di tengah pernyataan berulang dari Trump yang menyarankan agar Gaza "dibersihkan" dan penduduk Palestina dipindahkan ke Mesir dan Yordania, dengan menyebut wilayah tersebut sebagai "lokasi yang hancur."
Namun, baik Mesir maupun Yordania dengan tegas menolak gagasan pemindahan atau pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.
Sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan Israel yang terus-menerus telah menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.
Pada Kamis, Trump bersikeras bahwa Yordania dan Mesir akan mendukung usulannya untuk merelokasi warga Gaza. "Mereka akan melakukannya... Kami telah banyak membantu mereka, dan mereka akan melakukannya," katanya.
- trump
- gaza
- netanyahu
- Palestina
- israel
- tel aviv
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina
- genosida