Jadwal Awal Puasa Ramadhan 2025 di Berbagai Negara, Indonesia Kapan?
Ramadhan merupakan momentum untuk memperbaiki kualitas diri
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan merupakan salah satu bulan terpenting dalam kalender bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun, penentuan awal puasa Ramadhan 2025 dapat berbeda di berbagai negara, tergantung pada metode yang digunakan, seperti rukyat (pengamatan hilal) atau hisab (perhitungan astronomis).
Lalu kapan awal puasa Ramadhan 2025 di berbagai negara?
Berikut perkiraan tanggal mulai puasa Ramadhan 2025 di beberapa negara:
1. Arab Saudi
Umat Islam di Arab Saudi diperkirakan akan memulai puasa Ramadhan pada Sabtu, 1 Maret 2025. Dilansir Timeoutriyadh, Astronom UEA Ibrahim Al Jarwan, ketua dewan direksi Masyarakat Astronomi Emirat, memperkirakan bahwa hilal bulan Ramadan tahun 2025 akan “lahir” pada Jumat, 28 Februari 2025.
Dengan demikian, 1 Maret 2025 seharusnya menandai hari pertama bulan Ramadhan secara astronomis.
2. Uni Emirat Arab
Tanggal 1 Ramadan 2025 merupakan awal umat Islam di Uni Emirat Arab (UEA) untuk melaksanakan ibadah puasa. Tahun ini, Ramadhan di UEA diperkirakan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.
3. Indonesia
Berdasarkan kalender Hijriah 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama RI, awal bulan Ramadhan 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
4. Malaysia
Diperkirakan akan memulai puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025, serupa dengan Indonesia, dengan metode penentuan yang menggabungkan hisab dan rukyat.
5. Prancis
Dilansir Sortiraparis, umat Islam di Paris diperkirakan akan memulai puasa Ramadan sekitar 1 Maret 2025 dan berlangsung hingga 29 Maret 2025.
6. Pakistan
Hari pertama puasa di Pakistan diperkirakan akan jatuh pada tanggal 2 Maret karena ada kemungkinan besar bahwa bulan untuk bulan suci Ramadhan akan terlihat pada tanggal 1 Maret.
Bulan baru kemungkinan akan lahir pada malam hari tanggal 28 Februari pukul 17:45, demikian prediksi Departemen Meteorologi Pakistan (PMD) pada hari Senin, sehingga meningkatkan kemungkinan penampakan bulan sabit pada tanggal 1 Maret, hari Sabtu.
Sesuai tradisi, Komite Ruet-e-Hilal Pusat akan mengadakan sidang pada 29 Sya'ban - dengan komite-komite zona bertemu di wilayah masing-masin, untuk menerima dan menilai laporan penampakan bulan dan mengumumkan penampakan bulan.
Para ulama dari semua mazhab akan menghadiri pertemuan pusat untuk memastikan awal bulan kesembilan dalam Islam.
Namun, perlu dicatat bahwa tanggal-tanggal tersebut adalah perkiraan dan dapat berubah berdasarkan hasil pengamatan hilal serta keputusan otoritas keagamaan setempat.
Umat Islam di masing-masing negara disarankan untuk mengikuti pengumuman resmi dari otoritas keagamaan setempat untuk memastikan tanggal mulai puasa Ramadhan.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan awal puasa Ramadhan 1446 H/ 2025 dalam Sidang Isbat (penetapan) yang akan digelar pada 28 Februari 2025. Sidang ini akan dipimpin langsung Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad menjelaskan, sidang isbat akan dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujar Abu dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/2/25/2025).
Abu menjelaskan, ada tiga rangkaian yang akan dilakukan dalam sidang isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.
“Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik," ucap Abu.
Dia pun mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 1446 H. Ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," kata Abu.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.
Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat,” ujar Arsad.
Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama.
Sebelumnya, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadyah dengan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Karena, berdasarkan perhitungan astronomis (hisab), hilal sudah di atas ufuk pada 29 Sya'ban 1446 H, sehingga bulan baru dianggap sudah masuk meskipun belum terlihat.
Berbeda dengan Muhammadiyah, dalam menetapkan awal Ramadhan 2025 Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggunakan metode rukyatul hilal bil fi'li (pengamatan langsung) dan hisab imkanur rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal).
NU belum mengumumkan tanggal resmi awal Ramadhan 2025, tapi berpotensi sama dengan Muhammadiyah dan pemerintah, yakni 1 Maret 2025, jika hilal dapat dirukyat.
NU masih menunggu hasil rukyatul hilal yang akan digelar pada 29 Sya'ban 1446 H (28 Februari 2025). Jika hilal terlihat, maka 1 Ramadhan jatuh pada 1 Maret 2025, jika tidak, maka awal Ramadhan akan bertepatan dengan sehari setelahnya, yaitu 2 Maret.