Heran Larangan Study Tour Dikritik PHRI, Dedi Mulyadi Sebut Study Tour Itu Piknik

Adanya keberatan dari PHRI, menegaskan selama ini kegiatan study tour adalan piknik

Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi diwawancara wartawan usai rapat pimpinan di Gedung Pakuan, Kota Bandung
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi merespons pro kontra khususnya dari perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI) terkait kebijakannya yang melarang kegiatan study tour di sekolah. Ia mengaku heran mengapa PHRI yang keberatan dengan kebijakan tersebut.

Baca Juga


"Ada pro dan kontra terhadap apa yang saya sampaikan termasuk larangan study tour bagi siswa-siswa di sekolah di provinsi Jawa Barat. Salah satu yang keberatan adalah dari kawan kawan PHRI, pertanyaan saya kenapa jadi keberatan ya. Kan yang saya larang study tour," ujar Dedi sambil tertawa seperti dikutip dari laman Instagramnya, Senin (17/2/2025).

Dengan adanya keberatan dari PHRI, ia menilai hal itu menegaskan bahwa selama ini kegiatan study tour merupakan piknik. Dedi meminta agar kegiatan piknik tidak membawa embel-embel study tour.

"Berarti selama ini teman-teman sekolah menetapkan kegiatan study tour sesungguhnya bukan study tour sesungguhnya ya piknik. Kalau piknik, piknik saja gak usah pakai bahasa yang akademik tetapi di dalamnya mengajarkan kebodohan dan kebohongan," kata dia.

Dedi mempersilahkan bagi sekolah atau orang tua siswa yang menginginkan kegiatan piknik. Akan tetapi, tidak boleh menjadi kebijakan sekolah. "Jadi kalau piknik, piknik aja. Ibu-ibu mau piknik, piknik aja tetapi jangan jadi study tour dan jadi kebijakan sekolah," kata dia.

Dedi mengaku setelah dilantik akan segera menetapkan larangan study tour menjadi keputusan. Ia menegaskan tidak ingin terdapat lembaga yang mendapatkan keuntungan dari penderitaan orang. "Saya ingin tidak boleh ada satu lembaga memiliki kebahagiaan dari hasil pendapatannya tetapi orang lain mengalami penderitaan. Pinjam sana pinjam sini demi piknik anak anaknya yang bertuliskan study tour," kata dia.

 

Sebelumnya, Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi melarang sekolah melaksanakan kegiatan study tour hingga melakukan jual beli buku lembar kerja siswa (LKS). Ia pun meminta Dinas Pendidikan Jabar tidak membebani guru untuk mengurus laporan administratif ke depan.

"Tidak ada lagi pikinik sekolah, saya gak mau. Piknik mah di rumah masing-masing, terus yang berikutnya suka ada tuduhan jual LKS segala macam yang itu dihindari gak usah," ujar Dedi seperti dikutip di media sosialnya saat bertemu dengan jajaran Pemprov Jabar.

Pelarangan study tour di Jawa Barat (Jabar) yang diwacanakan Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi ini pun, mendapat respon dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pelarangan tersebut dipastikan akan berdampak terhadap bisnis pariwisata.

"Kalau kami dari pengusaha wisata pastinya akan terpukul kalau memang ada larangan. Kalau itu direalisasikan anak sekolah tak boleh berwisata atau karya wisata itu sektor wisata akan sangat terpukul," ujar Ketua PHRI KBB Eko Suprianto.

 
 

Menurut Eko, selama ini kunjungan siswa dari kegiatan study tour cukup dominan berwisata ke kawasan Kabupaten Bandung Barat khususnya Lembang. Mereka, kata dia, lebih banyak mengisi kunjungan di saat weekday atau hari biasa.

"Di KBB untuk kunjungan study tour cukup dominan sekali. Jangankan di KBB, di Bali saja yang turis asing atau wisata internasional itu siswanya pasti banyak sekali. Apalagi KBB yang mainnya lokal, kebanyakannya atau hampir semua pengunjung di hari biasa itu siswa. Jadi selama ini weekdaynya diisi oleh anak sekolah atau kegiatan sekolah," kata Eko.

Sehingga jika larangan itu benar-benar diterapkan Dedi Mulyadi nantinya, maka seluruh sektor bisnis pariwisata akan terdampak. Dari mulai kunjungan ke objek wisata hingga omzet para pedagang. "Jikapun direalisasikan efek dominonya banyak. Bukan hanya pengusaha wisata tapi travel juga pasti kena imbas. Pedagang kecil yang ada di kawasan wisata juga pasti kena," kata dia.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler