IHSG Melemah, OJK: Fundamental Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Ekonomi Indonesia tetap solid di tengah dinamika pasar global.

Republika/Prayogi
Pekerja melintas didekat layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2/2025).Pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 214,85 poin (3,31 persen) pada level 6.270,60.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan hampir 5 persen sejak peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025). Penurunan ini memicu kekhawatiran investor terkait potensi arus modal asing keluar dari Indonesia.  

Baca Juga


Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap solid di tengah dinamika pasar global. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK (KE PMDK), Inarno Djajadi menekankan bahwa pelemahan jangka pendek tidak mencerminkan fundamental ekonomi yang sebenarnya.  

"Kami menyadari bahwa arus modal asing baik masuk atau keluar merupakan bagian dari dinamika pasar keuangan global. Namun, saya ingin menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, didukung oleh konsumsi domestik yang solid, stabilitas sektor keuangan, serta kebijakan yang proaktif dari pemerintah dan regulator," ujar Inarno dalam jawaban tertulisnya dikutip Sabtu (8/3/2025). 

OJK, bersama Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), telah menyiapkan strategi untuk menjaga stabilitas pasar dan menarik investasi jangka panjang. Langkah-langkah ini mencakup peningkatan likuiditas pasar, penguatan tata kelola perusahaan, peningkatan transparansi, serta promosi pasar modal Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik.  

Menurut Inarno, volatilitas dalam jangka pendek memang tidak dapat dihindari. Namun, ia optimistis bahwa Indonesia tetap menjadi pilihan menarik bagi investor, baik domestik maupun asing.  

"Meskipun volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari, kami tetap optimistis bahwa Indonesia akan terus menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang solid, reformasi struktural, serta berbagai peluang investasi yang menjanjikan," jelasnya.  

OJK menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah menjaga stabilitas pasar, meningkatkan kepercayaan investor, serta memastikan perkembangan pasar modal yang berkelanjutan. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia diyakini tetap mampu menarik investasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler