Syafiq A. Mughni Ungkap Kekuatan Wasathiyah dalam Gerakan Perubahan
Wasathiyah berorientasi pada transformasi yang berkelanjutan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syafiq A. Mughni mengatakan wasathiyah adalah konsep terbaik dalam Islam, terutama dalam menghadapi dan mendorong perubahan. Hal itu disampaikannya dalam sesi ketiga Pengkajian Ramadan 1446 H PP Muhammadiyah, yang digelar di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Jumat (07/03/2025).
Dalam sesi ini, ia membahas Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan dalam Tinjauan Ideologis. Ia menekankan bahwa dunia terus bergerak, dan manusia sebagai aktor utama harus berperan aktif dalam proses transformasi tersebut.
Syafiq menjelaskan bahwa dalam gerakan perubahan, wasathiyah berorientasi pada transformasi yang berkelanjutan. Transformasi berkelanjutan artinya mengubah yang buruk menjadi baik dan meningkatkan yang sudah baik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, konsep ini dapat dikategorikan sebagai bagian dari modernisme dan reformisme, yang bertujuan membawa kemajuan bagi umat dan masyarakat.
“Segala sesuatu yang bersifat 'terlalu' dalam suatu aspek akan cenderung tidak baik. Oleh karena itu, keseimbangan yang berada di tengah yaitu prinsip wasathiyah menjadi pilihan terbaik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ideologi,” ujar Syafiq.
Syafiq menambahkan konsep wasathiyah memiliki pembagian yang bersifat tripartit atau tiga tipe ideal, terutama dalam ideologi ekonomi dan politik. Di satu sisi, ada ideologi yang cenderung ekstrem ke kanan, seperti kapitalisme, dan di sisi lain, ada yang ekstrem ke kiri, seperti komunisme.
Sementara itu, posisi wasathiyah berada di tengah, yakni sosialisme demokratis atau negara kesejahteraan.Dalam perspektif wasathiyah, kesejahteraan masyarakat harus diperjuangkan secara kolektif dengan tetap mempertimbangkan hak individu.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Ai Fathimah Nur Fuad sebagai narasumber kedua. Fathimah menegaskan perbedaan Muhammadiyah dengan pergerakan Islam lainnya adalah pada kekuatan pengembangan yang tidak pernah berhenti.
“Muhammadiyah identik dengan organisasi yang selalu berkembang dan memunculkan gagasan pembaruan sebagai wujud spirit,” ujarnya.
Sejak didirikan, Muhammadiyah telah mewujudkan spirit wasathiyah Islam berkemajuan. Muhammadiyah juga terus menangkap perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat baik dari politik ekonomi dan lain lain.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah Atiyatul Ulya sebagai narasumber terakhir juga ingatkan didalam Alquran menyatakan umat Islam adalah ummatan wasathan (umat tengahan), yang mengandung makna unggul dan tegak.
Ia juga menjelaskan bahwa terdapat 13 pilar wasathiyah, salah satunya adalah stabilitas sistem keluarga. Menurutnya, menjaga keutuhan keluarga berarti menjaga agama dan kemanusiaan, sekaligus memandu jalannya kehidupan secara keseluruhan.