Kenaikan Harga Jelang Ramadhan

Sudah menjadi hal yang wajar ketika menjelang ramadhan, harga bahan pokok melonjak

retizen /Esa Nurlayla
.
Rep: Esa Nurlayla Red: Retizen

Setiap menjelang Ramadhan, sepertinya harga sembako sudah pasti mengalami kenaikan karena banyaknya permintaan pasar. Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada minyak goreng dan gula, yang terus naik dalam beberapa minggu terakhir. Syamsiah, seorang pedagang di Pasar Tamrin, mengungkapkan "Setiap menjelang Ramadhan memang selalu ada kenaikan harga, tapi kali ini terasa paling parah," ujarnya saat ditemui pada Jumat (7/2/2025).


Menurut ketua bapanas, terdapat beberapa komoditas pangan yang harganya di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) juga Harga Eceran Tertinggi (HET). “Di tingkat konsumen, komoditas harga yang di atas HAP, HET, di antaranya MinyaKita, cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan beras medium,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (4/2). HAP cabai rawit merah berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 57.000 per kg, sementara harga jual cabai rawit merah saat ini adalah Rp 65.856 per kg. Lalu HET minyakKita adalah Rp 15.700 per liter yang sekarang di jual dengan harga Rp 17.618 per liter (Sukmawijaya, 2025).

Kenaikan harga-harga menjelang ramadan terus berulang. Hal ini menunjukkan adanya masalah pendistribusian barang sehingga berpotensi terjadi kelangkaan dan membuat kenaikan harga barang. Kenaikan biaya distribusi juga berperan penting. Kenaikan harga BBM, kemacetan lalu lintas, dan jarak tempuh yang jauh meningkatkan biaya transportasi, yang akhirnya berdampak pada harga jual. Psikologi pasar dan ekspektasi kenaikan harga dapat memicu perilaku spekulatif dari pedagang, seperti penimbunan barang untuk dijual dengan harga lebih tinggi (Regional, 2025).

Meningkatnya jumlah permintaan menjadi alasan klise meningkatnya harga bahan makanan pokok jelang ramadan. Padahal diakui atau tidak, ada problem lain yang memengaruhi naiknya harga di tengah daya beli masyarakat yang makin menurun, seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan, dan problem pd rantai pasok (mafia impor, kartel, monopoli, iktikar, dll)

Pemerintah memegang peran penting dalam memastikan ketersediaan pangan dan distribusi yang merata di masyarakat. Upaya ini bertujuan agar kebutuhan pokok tetap dapat diakses dengan harga yang terjangkau. Untuk mewujudkannya, pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi, mengawasi pergerakan harga komoditas, serta menyiapkan langkah antisipatif guna menghadapi potensi kelangkaan (Saleh, 2025).

Prof. Maman Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran menjelaskan, penyebab utama dari fenomena yang terus berulang setiap tahun ini terletak dari rantai pasoknya. Rantai pasok pangan di Indonesia dinilai belum efisien, karena memiliki jalur distribusi yang panjang. Mulai dari petani, tengkulak, ritel, baru sampai ke tangan konsumen. beberapa titik rantai pasok didominasi pelaku usaha yang memungkinkan mereka memainkan harga. Hal ini yang kerap disebut sebagai kartel atau mafia pangan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah mendeteksi bahwa ada koordinasi di antara kartel dalam proses rantai pasok pangan (Maulana, 2022).

Islam menjadikan ketersediaan pangan dan jaminan distribusi yang merata sebagai tanggungjawab negara. Islam juga akan memastikan tidak ada penimbunan, tidak ada kecurangan, tidak ada permainan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya dengan harga yang terjangkau. Negara akan meningkatkan produksi untuk menyelesaikan problem kelangkaan, pemantauan dan pengendalian harga komoditas-komoditas ini beserta antisipasinya sesuai syara. Sistem ekonomi islam meniscayakan adanya pengaturan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan dengan harga murah dan mudah diakses.

Oleh: Esa Nurlaela

sumber : https://retizen.id/posts/515355/kenaikan-harga-jelang-ramadhan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler