BNPB Ungkap Pemerintah RI Kirim Personel USAR Sesuai Permintaan Myanmar
Kita bergerak atas permintaan Myanmar, dari Myanmar meminta bantuan Kemenlu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengirim bantuan logistik berikut Tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Myanmar pada Selasa (1/4/2025). Kebijakan itu sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana gempa berkekuatan magnitudo 7,7.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan, paket bantuan itu dilepas oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dia memastikan, pengiriman bantuan disesuaikan dengan permintaan pemerintah Myanmar.
"Kita bergerak atas permintaan negara Myanmar, dari Pemerintah Myanmar meminta bantuan melalui Kemenlu kemudian berkoordinasi," ucap Letjen Suharyanto dalam prosesi pelepasan bantuan yang dihadiri perwakilan kementerian dan lembaga terkait.
Dalam arahannya saat memimpin apel menyatakan, Suharyanto memastikan, bantuan itu merupakan kebutuhan yang dibutuhkan Myanmar. Juga, sambung dia, sebagai bentuk dukungan Indonesia kepada negara yang sedang dilanda bencana.
Pengiriman bantuan juga telah disepakati dalam rapat tingkat menteri yang telah dilaksanakan sehari setelah kejadian gempa. Rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno itu diikuti Kemenkes, Kemenlu, BNPB, Basarnas, TNI, dan instansi terkait
"Hari Ahad, meskipun suasananya masih Lebaran, langsung rakor di bawah pimpinan Menko PMK, rapat ini memutuskan pengiriman bantuan kepada masyarakat terdampak di Myanmar," ujar Suharyanto.
Pelepasan kali ini tidak berisikan Tim USAR saja, namun juga perwakilan Kemenlu dan TNI total 73 personel. Untuk sementara waktu, kata Suharyanto, personel yang dikirim ke Myanmar akan bertugas selama dua pekan dan bisa menyesuaikan jika masih dibutuhkan.
Dia mengungkapkan, bantuan untuk rakyat Myanmar, merupakan salah satu terbesar yang pernah diupayakan Indonesia dalam misi kemanusiaan internasional. "Bantuan yang diberikan adalah yang terbesar, TNI mengerahkan kekuatan dan armada, Kemenkes menyiapkan satu tim kesehatan, lengkap dokter spesialis dan umum, serta obat-obatan, baik dari pemerintah atau swasta," katanya.
Basarnas juga membawa tim gabungan TNI, Polri, dan BNPB. Baznas dan beberapa organisasi kemasyarakatan turut membantu dan mendukung tim. Tujuan bantuan yang diberikan, kata Suharyanto, semata-mata untuk meringankan penderitaan rakyat Myanmar yang terdampak bencana gempa bumi.
"Bantuan ini paling tidak, bentuk dukungan Indonesia bisa berkontribusi kepada rakyat Myanmar," ujar Suharyanto.
Pemerintah Indonesia kemarin dan dini hari tadi telah memberangkatkan Tim Aju dan sejumlah bantuan logistik dan peralatan ke Myanmar dengan menggunakan pesawat jenis Hercules TNI AU. Adapun logistik peralatan yang telah dikirimkan Senin (31/3) antara lain Bantuan BNPB berupa biskuit protein 1.300 pouch, makanan siap saji 500 paket, pakaian 100 pcs, dan selimut 600 pcs.
Baca: TNI Berangkatkan Tim Terbesar Bantu Korban Gempa di Myanmar
Bantuan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berupa tenda pengungsi 20 set, sarung 1.000 pcs, dan mi instan 100 dus. Kemudian Basarnas mengirimkan satu unit truk dan dua unit genset.
Sementara itu, bantuan logistik dan peralatan yang dikirimkan pada dini hari via Hercules, berisikan bantuan Basarnas berupa satu unit truk, tiga ekor anjing K9, dan peralatan penyelamatan. Kemudian dari Kemenhan berupa Tenda Pengungsi 17 set serta tim pengawal satwa.
Seperti diketahui pada Jumat (28/3/2025) Myanmar dilanda gempa bumi dengan magnitudo 7,7 yang berdampak pada korban jiwa dan kerusakan berbagai infrastruktur. Guncangan gempa terasa dahsyat sampai ke Thailand.