Irman Gusman: Kelemahan Bangsa Ini Adalah Kurang Percaya Diri

Irman Gusman
Rep: Kiki Sakinah Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam orasinya dihadapan ribuan peserta mahasiswa baru dalam acara OKK di Gedung Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, pada Rabu (21/8) Irman Gusman menyampaikan tantangan dan hal yang harus disiapkan bangsa ini ke depan. 


Menurut Irman, dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015 mendatang, ketua DPD ini mengatakan bangsa Indonesia harus melakukan antisipasi. Yang menjadi modal utama adalah sumber daya manusia.

Seiring memasuki era globalisasi, sumber kemakmuran itu tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alam semata. Tetapi kini juga ditentukan oleh sumber daya manusia. Kuncinya menurutnya, kreativitas dan inovasi, independensi dan keberanian. 

Ia melanjutkan, pengetahuan dasar harus diseimbangkan dengan skill atau keterampilan. Para mahasiswa harus diberikan visi dan dilatih dalam pembentukan karakter yang memiliki semangat dan pantang menyerah. 

Tetapi sebagai ketua DPD dan juga generasi bangsa tuturnya, ia percaya bangsa Indonesia bisa unggul dari negara lain. Ia berharap pada generasi berikutnya. Salah satunya dari para calon mahasiswa yang hendak memasuki perguruan tinggi. Karena jika pemimpin itu 'think for the next generation', sedangkan politisi itu 'think for the next election'.  

"Saya merasa tanggung jawab sebagap pemimpin sekarang, untuk menyiapkan generasi bangsa," tuturnya di hadapan tujuh ribu mahasisa baru, di Gedung Balairung UI, Depok, pada Kamis (21/8).

Sebagai seseorang yang telah mengabdi selama 15 tahun di lembaga negara, Irman mengatakan masyarakat negara ini haruslah percaya diri sebagai negara besar.

 Yang menjadi kelemahan dari bangsa ini menurutnya, sebagaimana mengutip ucapan Bung Karno, bangsa ini kurang percaya diri. Seperti halnya dalam hal impor, negara lebih banyak mengimpor dibanding mengembangkan sebuah inovasi produk. 

"Karenanya kita harus bangga, banyak PR yang harus kita lakukan. Indonesia satu-satunya negara yang bisa bertranformasi menjadi negara yang demokratis," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler