Fokus Soal NKRI, Persis Undang Pimpinan MPR Hadiri Muktamar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Islam (Persis) akan menyelenggarakan Muktamar Nasional ke-15, di Jakarta pada tanggal 21 November 2015 mendatang. Dalam penyelenggaraan muktamar nanti, Persis akan mengundang sejumlah tokoh nasional termasuk Wakil Ketua MPR Oesman Sapta.
Ketua Umum Persis Maman Abdurrahnman mengatakan, dalam penyelenggaraan muktamar nanti, akan ditetapkan soal perjuangan Persis dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Persis sangat concern soal NKRI. Persis berkiprah dan berjihad dalam bidang dakwah juga pendidikan, semuanya dilakukan untuk merealisasikan kiprah Persis untuk tetap menjaga keutuhan NKRI," kata Maman di ruang kerja Oesman Sapta di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (11/8).
Maman mengatakan, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Persis memiliki tanggung jawab untuk menjaga NKRI melalui sarana dakwah Islam. Merupakan sebuah kewajiban bagi Persis untuk terus menjaga kedaulatan NKRI.
"Kami memiliki kewajiban konstitusional, sosial dan moral karena Persis dulu pernah mengembalikan NKRI dengan mosi integralnya," ujarnya.
Merespon hal tersebut, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengatakan, akan berusaha menghadiri undangan jika tidak halangan.
"Saya adalah umat Islam, sebagai muslim saya pasti mendukung setiap kegiatan tentang Islam dan itu adalah kiprah saya dalam ikut memajukan dakwah Islam. Saya harap acaranya akan sukses," kata laki-laki yang biasa disapa Oso itu.
Persatuan Islam (Persis) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok orang Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.
Tujuan didirikannya Persis adalah untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih.
Persis memfokuskan kiprah gerakannya pada bidang pendidikan. Kini, Persis telah menyiapkan lembaga-lembaga pendidikan berbasis kepesantrenan berjumlah 230 pesantren.