Sejak 1998, Indonesia Belum Alami Masalah Ekonomi Seberat Sekarang
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta semua elemen baik itu pemerintah, tokoh -tokoh agama, dan partai politik, untuk bersatu dalam mencari jalan keluar menyelesaikan persoalan ekonomi yang sedang krisis ini.
Menurut Zulkifli, semenjak reformasi 1998, Indonesia belum pernah mengalami persoalan ekonomi seberat ini. Oleh karena itu, krisis ini tidak boleh dianggap ringan oleh pemerintah, apalagi sampai mengatakan bahwa tidak ada persoalan ekonomi yang cukup berarti.
Ia meminta, pemerintah harus memiliki sense of crisis. Mengapa, karena ketua Umum PAN tersebut mengungkapkan, pengusaha di Indonesia, omsetnya sudah turun sebesar 30 persen. Dari bidang ritel bahkan lebih tinggi, yaitu mengalami penurunan sebesar 50 persen.
''Oleh sebab itu, kalau selama ini politisi hanya sibuk memikirkan Power Sharing. Sekarang sudah saatnya menekankan ''responsibilty sharing'. Saatnya kita bersatu, tidak boleh lagi ada pengkotak-kotakan, baik itu KMP-KIH maupun partai politik,'' kata Zulkifli saat berpidato di Kongres Nasional Pemuda Katolik, di Batam, Sabtu (22/8).
Zulkifli berpendapat, kalau semua pihak bersama-sama, seperti tokoh agama, pengusaha, dan pemerintah. Maka, seberat apapun masalah yang dihadapi pasti akan menemukan jalan keluarnya. Oleh karena itu sekali lagi ia menghimbau, ini waktunya untuk bersatu. Bukan waktunya gaduh dan bertengkar antar pemerintah maupun partai politik.
Karena saat ini kondisi perekonomian dunia pun yang tidak menentu, rupiah terus terkoreksi, rakyat berteriak harga-harga naik. Seperti karet, sawit, dan tomat maupun harga lainnya. Pendapatan perkapita Indonesia hanya Rp 3500. Sementara Singapura sebesar Rp 55 ribu, Malaysia Rp 17 ribu.
''Kalau para elit masih bertengkar. Partai politik masih mengagung-agungkan perbedaan. Kalau ada apa-apa kita juga yang kena,'' ujar Zulkifli.