MPR Apresiasi Kesigapan TNI Halau Pesawat Asing Masuk Wilayah Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua MPR Mahyudin mengapresiasi kesigapan TNI AU dalam melakukan penindakan terhadap pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Sebab, dalam dua hari terakhir, sudah ada dua pesawat asing yang dipaksa mendarat karena melanggar wilayah udara NKRI.
''Saya apresiasi TNI AU yang sigap dalam mengahalau pesawat-pesawat asing yang melanggar wilayah udara NKRI,'' kata Mahyudin kepada Republika, Selasa (10/11).
Menurut Mahyudin, dengan masuknya dua pesawat asing dalam dua hari ini, menandakan bahwa kawasan perbatasan rawan disusupi. Sehingga, perlu pengawalan khusus wilayah perbatasan, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.
''Saya berharap, jika keuangan kita mampu, TNI membuat Skuadron khusus TNI di tarakan,'' ujar dia.
Sebab, jika ada pihak-pihak yang berniat tidak baik terhadap NKRI, Indonesia bisa kelimpungan menghadapi musuh, karena lokasi skuadron yang jauh dari perbatasan. Padahal, kata politisi Golkar tersebut, Indonesia menganut sistem defensif aktif. Sehingga, pengawasan terhadap wilayah-wilayah perbatasan dipandang perlu. Apalagi wilayah seperti Papua dengan kalimantan, serta Riau dan Kep. Riau berbatasan langsung dengan negara tetangga.
''Saya pikir apa yang dilakukan TNI sudah tepat,'' tegas dia.
Sebelumnya, pada Senin (9/11) pukul 19.04 Wita, telah Divert (Pengalihan Landing) di Baseops Lanud Sultan Hasanuddin dari Subang (Malaysia), pesawat milik Air Tahiti type ATR/72-600/ F ORVN. Capt. Pilot: Bill Johnston, dengan crew 5 org. Pesawat tersebut rute awal: Subang (Malaysia)-Denpasar(Bali)-Asutralia.
Adapun alasan terjadi Divert (Pengalihan Landing) dikarenakan Cuaca Denpasar Buruk (Diselimuti kabut asap) keterangan dri Capt. Pilot. Lalu pada Jam 14.25 dilakukan pendaratan paksa pesawat cessna callsign: N-96706 type : fixed wing single engine SR-20 di Tarakan, dengan Crew 1 orang berkebangsaan Amerika, yang kemudian dilakukan pemeriksaan kepada crew.