Hampir 1.000 Mobil Dibakar di Prancis pada Malam Perayaan Tahun Baru

Mendagri Prancis meminta petugas keamanan meningkatkan kewaspadaan ancaman terorisme.

Blogspot
Mobil terbakar, ilustrasi
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hampir 1.000 mobil dilaporkan dibakar di Prancis pada malam perayaan Tahun Baru. Menurut laporan saluran media televisi BFMTV, total 984 kendaraan dilaporkan dibakar, seperti yang disampaikan media penyiaran itu mengutip Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Baca Juga


Sebanyak 420 orang ditahan, dan 310 di antaranya dijebloskan ke dalam tahanan. Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, menyebutkan bahwa banyak insiden terkait peluncuran kembang api, termasuk bentrokan dengan polisi dan petugas pemadam kebakaran.

Di Lyon, seorang gadis berusia dua tahun dilaporkan mengalami luka di wajah dan mata akibat kembang api yang menyambar kereta anak miliknya. Dalam insiden lain, satu orang dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis akibat kejadian yang melibatkan kembang api.

Kepolisian Paris menyatakan telah mengerahkan sekitar 10.000 petugas di wilayah metropolitan Paris selama liburan akhir tahun. Secara nasional, total 100.000 personel keamanan dikerahkan di seluruh Prancis selama periode tersebut, meningkat dibandingkan tahun lalu yang 90.000 personel.

Langkah pengerahan tersebut guna mengantisipasi bentrokan dan aksi vandalisme di kota-kota besar. Beberapa wilayah di Prancis memberlakukan jam malam pukul 22.00 untuk anak di bawah umur pada malam 31 Desember. Penjualan petasan dan bahan bakar dalam wadah portabel juga dilarang di sejumlah distrik.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengimbau para petugas keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan selama perayaan akhir tahun. Hal ini disebabkan oleh "tingginya ancaman terorisme yang membayangi negara" serta "meningkatnya ketegangan internasional."

 

Dugaan aksi terorisme pada momen pergantian tahun juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Badan intelijen Amerika Serikat (FBI) sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara serangan teroris di New Orleans dengan ledakan sebuah Cybertruck di dekat Trump Hotel di Las Vegas.

“Kami sedang menelusuri ledakan sebuah Cybertruck di luar Trump Hotel di Las Vegas. Penegak hukum dan komunitas intelijen juga menyelidiki hal ini, termasuk apakah ada kemungkinan hubungan dengan serangan di New Orleans,” ujar Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya, Kamis (2/1/2025).

Pada Rabu (1/1/2025), FBI mengidentifikasi tersangka serangan di New Orleans sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas. FBI juga melaporkan bahwa simbol-simbol yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS) ditemukan di dalam mobilnya.

“FBI juga melaporkan kepada saya bahwa beberapa jam sebelum serangan, ia mengunggah video di media sosial yang menunjukkan bahwa dirinya terinspirasi oleh ISIS, terutama oleh keinginan mereka untuk membunuh,” tambah presiden.

Sebelumnya pada Rabu malam, sebuah Tesla Cybertruck meledak di dekat Trump International Hotel di Las Vegas. Satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka dalam ledakan tersebut, kata Departemen Kepolisian Las Vegas, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Serangan di New Orleans terjadi pada Rabu dini hari, ketika pengemudi menabrakkan truk ke kerumunan orang yang sedang merayakan Tahun Baru di Bourbon Street, New Orleans, dan kemudian melepaskan tembakan.

Polisi berhasil melumpuhkan pelaku. FBI kemudian melaporkan kepada RIA Novosti bahwa 15 orang tewas dalam serangan itu dan 35 lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi. FBI sedang menyelidiki serangan tersebut sebagai aksi terorisme, ujar Biden sebelumnya, seraya menambahkan bahwa ia telah menginstruksikan timnya untuk menyediakan semua sumber daya yang diperlukan bagi penegakan hukum di tingkat federal, negara bagian, dan lokal.

Presiden terpilih Donald Trump mengaitkan serangan tersebut dengan imigrasi ilegal, mengeklaim bahwa tingkat kejahatan di AS saat ini lebih tinggi dari sebelumnya.


Tak terkait ISIS

Departemen Kepolisian Las Vegas (LVPD) tidak memiliki bukti bahwa ledakan sebuah Cybertruck di dekat Trump International Hotel memiliki hubungan dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS). Menurut Sheriff Kevin McMahil pada Kamis, FBI sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara serangan teroris di New Orleans dan ledakan Cybertruck di dekat Trump Hotel di Las Vegas.

“Kami benar-benar sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan dengan apa yang terjadi di New Orleans serta serangan lain yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kami belum mengesampingkan apapun... Namun, kami tidak memiliki indikasi (hubungan dengan ISIS) di sini di Las Vegas," lanjut McMahil.

"Tidak ada bendera ISIS seperti yang kami temukan di New Orleans,” ujarnya ketika ditanya tentang kemungkinan hubungan antara peristiwa di Las Vegas dan New Orleans, termasuk dengan kelompok teroris tersebut.

McMahil menuturkan, penyelidik menemukan tangki bensin dan mortir kembang api besar di bagian belakang mobil. Sendangkan, pada Rabu sebelumnya, FBI mengidentifikasi tersangka serangan di New Orleans sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas.

FBI juga melaporkan bahwa simbol-simbol yang terkait dengan kelompok ISIS ditemukan di mobilnya. Presiden AS Joe Biden kemudian memastikan informasi tersebut, menambahkan bahwa tersangka juga mengunggah video yang terinspirasi ISIS beberapa jam sebelum serangan terjadi.

 

sumber : Antara, Sputnik-OANA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler