Pertama Kali, Sosialisasi Empat Pilar Menggunakan Wayang Kulit

Dok: MPR
Sosialisasi Empat Pilar Menggunakan Wayang Kulit
Rep: Eko Supriyadi Red: Winda Destiana Putri

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pagelaran seni budaya wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Warseno Slenk lakon Rama Tambak yang berlangsung di panggung lapangan Karebosi Kota Makassar akhir pekan lalu disaksikan oleh ratusan warga komunitas Jawa yang telah menetap di Makassar.

Pagelaran tersebut juga merupakan pagelaran wayang kulit yang pertama di Makassar.



Sekretaris Kota Makkasar Ibrahim Saleh menyatakan, dari 1,8 juta penduduk Kota Makassar, 12 persen diantaranya adalah berasal dari Jawa. Maka tak heran jika acara ini sangat dirindukan dan dipenuhi oleh warga komunitas Jawa yang ada di Makassar dan sekitarnya.

Hal ini juga yang menjadikan salah satu alasan MPR RI yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar, serta Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) menyelenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit di Makassar. Ibrahim manambahkan, Makassar tidaklah seperti yang sering terlihat di TV yang kerap terjadi keributan.

''Polisi, TNI, dan aparat daerah setempat terus berusaha untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Makassar, sehingga untuk keamanan acara ini tidak perlu dirisaukan,'' kata Ibrahim.

Pimpinan Fraksi Nasdem MPR RI Akbar Faisal, menyatakan, pagelaran ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk mensosialisasikan 4 Pilar MPR, serta untuk menjaga kebudayaan daerah yang mulai tergerus oleh budaya luar. Sosialisasi dengan metode wayang dilakukan karena wayang merupakan budaya yang memiliki penggemar yang cukup banyak.

Dengan wayang, kata Akbar, dalang dapat menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya membentuk karakter dan kepribadian bangsa serta menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa.

''Meski wayang kulit dilaksanakan di Makassar, ke depan tidak menutup kemungkinan akan digelar acara serupa dengan menampilkan kesenian asli dari Makassar,'' ujarnya.

Lakon Rama Tambak yang dimainkan Dalang Ki Warseno Slenk menceritakan tentang Raja Ramawijaya yang ingin merebut kembali istrinya dari tangan Rahwana. Melalui caranya, Ramawijaya membuat bendungan serta menempatkan pasukannya di Alengka untuk merebut kembali Dewi Shinta dan mengalahkan Rahwana.

Ki Warseno dalam menyampaikan alur cerita ini selain menggunakan bahasa pewayangan juga menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga, masyarakat setempat yang ikut menyaksikan namun tidak paham dengan bahasa pewayangan, dapat menikmati cerita/pesan yang disampaikan oleh Ki dalang.

Pagelaran wayang kulit ini juga dihadiri oleh anggota MPR RI diantaranya Yoseph Umar Hadi dari PDIP, Ana Muawanah dari PKB, Habib Abdulrrahman dari Kel. DPD serta pejabat Forkompimda setempat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler