Ibu Korban HAM: Sudah 430 Kali Demo, Belum Ada Keadilan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi korban pelanggaran HAM audiensi dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Irman Gusman. Kedatangan mereka untuk menanyakan tindak lanjut penanganan kasus pelanggaran HAM. (Baca: DPD Cari Solusi Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM)
Turu hadir Maria Catarina Sumarsih, ibu Benardinus Realino Norma Irawan, salah satu mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas ditembak saat demonstrasi memperjuangkan reformasi pada 13 November 1998. Wanita yang akrab dipanggil Sumarsih ini, rutin melakukan demo bersama rekan-rekan korban pelanggaran HAM setiap Kamis di depan Istana Presiden.
Ia sangat berharap agar negara dapat menyelesaikan kasus tersebut. "Sudah 430 kali saya berdemo di depan Istana Presiden, namun hingga saat ini belum ada keadilan untuk kami," katanya, di Komplek Parlemen Senayan, Kamis (11/2).
Menurut Sumarsih, perjuangan yang dilakukannya agar tidak terjadi pelanggaran HAM berat di masa yang akan datang. "Saya tidak ingin peristiwa yang menimpa saya tidak dialami orang lain. Agar tidak terjadi pelanggaran HAM berat, atas dasar cinta terhadap kedamaian dan penghargaan terhadap nyawa manusia, maka kami terus memperjuangkan keadilan hingga saat ini sejak tahun 1998 dan itu sudah 18 tahun berlangsung sejak rambut saya hitam hingga memutih semua," katanya menjelaskan.