Mahyudin Sambut Hangat Buku BPK dalam Sistem Ketatanegaraan

mpr
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin.
Rep: Amri Amrullah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengapresiasi terbitnya sebuah buku terkait sekelumit perjalanan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), berjudul 'BPK dalam Sistem Ketatanegaraan' (2017). Buku setebal 235 halaman ini ditulis Baharuddin Aritonang, mantan anggota BPK periode 2004-2009 dan di diskusikan di Perpustakaan MPR, Rabu (24/5).

Wakil Ketua MPR berharap, kehadiran buku ini akan menyempurnakan lagi pemahaman publik mengenai BPK. Karena, buku ini, menurut Mahyudin menyangkut bagaimana cerita awal daripada BPK,  dalam proses pembentukannya, dan tentu penulisnya adalah orang yang telah mengalami menjadi pimpinan BPK.

Mahyudin juga berharap, buku ini dapat menambah perbendaharaan ilmu kita berkaitan dengan BPK, dan semakin banyak, terutama untuk penyelenggara negara. "Buku ini harus dibaca dan layak dibaca oleh penyelenggara negara, supaya nantinya setiap laporan penyelenggara negara semuanya  memperoleh  opini WTP, jangan ada lagi yang Disclaimer" ujar Mahyudin.

Mahyudin tampil dalam Acara "Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat, menjadi pembicara kunci. Sang penulis, Baharuddin Aritonang, menyebut buku ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari buku yang ia tulis pada 2009 lalu. Baharuddin yang kini menjasi Anggota Lembaga Pengkajian MPR, mengungkapkan buku ini sebelumnya berjudul 'Orang Batak Memandang BPK'.

Kini buku tersebut bukan hanya berganti wajah, tapi banyak hal yang berubah. "Buku ini lebih lengkap dari buku sebelumnya," kata Baharudin Aritonang.

Ia menambahkan uraian dalam buku BPK ini menyangkut aspek yang luas. Mulai dari pengertian BPK, kata demi kata, hingga pemahamannya sebagai lembaga yang ikut dalam penyelenggaraan negara. Buku ini juga mengurai sejarah BPK, proses terbentuknya, masuknya BPK dalam konstitusi, serta bagaimana lembaga ini bekerja dan berhubungan dengan lembaga negarta lain, baik DPR (dan DPD) maupun dalam proses peradilan dan penegakan hukum.

Salah seorang ahli akademik yang ikut  membahas, Gregorius Seto Haryanto menyebut buku ini membahas masalah serius, tapi dikemas gaya santai, menarik, gaya bahasanya ringan, tak menggunakan istilah-istilah akademik yang sulit.

Selain Gregorius, dua pembahas lainnya juga turut hadir dari Anggota DPR. Diantaranya Al Muzzamil Yusuf dan Achmad Yani, masing-masing anggota MPR/DPR Fraksi PKS dan Fraksi PPP.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler