Wakil Ketua MPR Ingatkan Dampak Negatif Sosial Media

Banyak perceraian muncul karena sosial media.

mpr
Wakil Ketua MPR Mahyudin saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dengan kemajuan teknologi, terutama sosial media. Mahyudin mengatakan kemajuan teknologi memang membuat segalanya menjadi lebih mudah. Namun di sisi lain juga membawa dampak negatif.

Di hadapan anggota Majelis Ta'lim Husnul Khotima, Mahyudin mengatakan berdasarkan survei di sebuah daerah terbukti 40 persen angka perceraian diakibatkan dari media sosial.

"Media sosial memunculkan hubungan yang lain," kata dia, saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10).

Dampak buruk dari media sosial tak hanya itu, sekarang juga sering tersebar hoaks alias berita bohong. Hoaks dibuat oleh orang-orang yang tak suka dengan keberhasilan orang lain, haters. "Haters adalah orang yang susah melihat orang senang, senang melihat orang susah," kata dia.

Wakil Ketua MPR Mahyudin saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10).

Dia tidak menampik, teknologi juga membuat dampak postif. Dia mencontohkan pada zaman dulu bila orang mau naik haji ia harus naik kapal laut. Perjalanan ke Makkah memerlukan waktu 40 hari. "Lama perjalanan pulang pergi dan saat melakukan ibadah membuat para jamaah saat diantar oleh keluarga diiringi dengan tangisan. Karena mereka akan berpisah dalam waktu yang lama," kata dia

Adanya kemajuan teknologi dengan terciptanya pesawat terbang membuat jarak tempuh antara Indonesia dan Arab Saudi bisa ditempuh dengan singkat. Apalagi ditambah dengan sistem ibadah haji khusus yang menjadikan ibadah ini lebih singkat tak lebih dari dua minggu.



Ringkasnya perjalanan disebut oleh Mahyudin sebagai dampak positif dari kemajuan teknologi. Dicontohkan lagi, dengan adanya alat komunikasi, telepon, membuat jarak menjadi bukan halangan. Sekarang siapa saja bisa berkomunikasi dengan yang lain di mana pun tempatnya dengan cepat.

"Dulu yang bisa berkomunikasi jarak jauh hanya wali saja", ungkapnya.

Dampak buruk kemajuan teknologi dan globalisasi, menurut Mahyudin merupakan salah satu tantangan kebangsaan. Untuk menangkal yang demikian, MPR melakukan Sosialisasi Empat Pilar.

Empat Pilar menurut pria asal Kalimantan itu merupakan alat pemersatu. Indonesia dikatakan memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan perbedaan lainnya. "Sama dengan Bontang, di kota ini berbagai suku dan agama ada," ungkapnya.

Sebagai negara yang majemuk, Indonesia perlu bersyukur sebab memiliki Pancasila. Ia membandingkan dengan Arab Saudi yang suku dan bahasanya tidak banyak namun mereka selalu didera konflik. "Inilah berkah kedamaian di Indonesia yang patut disyukuri," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler