Kamis 12 Mar 2020 10:57 WIB

AS Perpanjang Lisensi Penjualan untuk Produk Huawei

AS telah memutuskan untuk memperpanjang lisensi penjualan hingga 15 Mei.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Huawei(AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Huawei(AP Photo/Mark Schiefelbein)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menempatkan Huawei dalam daftar entitas untuk alasan keamanan pada Mei tahun lalu. Huawei dianggap memiliki hubungan dekat dengan pemerintah komunis China. Anggota parlemen menyebut perusahaan itu sebagai ancaman keamanan nasional.

Dengan ditempatkan pada daftar entitas, Huawei tidak diizinkan untuk mengakses rantai pasokan AS. Ini menjadi kesulitan bagi Hauwei dan perusahaan teknologi AS.

Baca Juga

Huawei adalah produsen ponsel terbesar kedua di dunia setelah Samsung. Huawei juga merupakan pemasok global peralatan jaringan terbesar.

Untuk membantu Huawei melayani pelanggannya, meliputi operator nirkabel yang melayani orang pedesaan AS, Departemen Perdagangan telah mengizinkan beberapa perusahaan AS untuk menjual pasokan ke pabrikan China. Untuk itu, AS telah mengeluarkan serangkaian perpanjangan sementara yang memungkinkan beberapa pemasok Huawei di Amerika menjual ke perusahaan.

Ekstensi terbaru berakhir pada 1 April. Namun Reuters melaporkan, seperti yang dilansir dari Phone Arena, Kamis (12/3), pemerintahan Trump telah memutuskan untuk memperpanjang lisensi hingga 15 Mei.

Pada saat yang sama, Departemen Perdagangan meminta komentar dari publik tentang hal-hal seperti, apakah harus terus mengeluarkan ekstensi. Mereka juga meminta komentar mengenai apa dampaknya bagi perusahaan jika lisensi umum sementara tidak diperpanjang dan berapa biaya yang mungkin akan dihadapi perusahaan AS jika Departemen Perdagangan berhenti mengeluarkan ekstensi ini.

Departemen Perdagangan mengatakan berkat perpanjangan lisensi, operator pedesaan di negara bagian telah dapat memberikan layanan pada kliennya yang tinggal di daerah terpencil di negara itu. Banyak dari penyedia nirkabel ini memiliki jaringan 3G dan 4G yang menggunakan peralatan jaringan Huawei.

FCC tengah mengumpulkan data dari operator pedesaan, sehingga dapat memperkirakan berapa biayanya untuk menghapus peralatan Huawei dan ZTE dari jaringan ini dan mengganti peralatan tersebut.

Bulan lalu, sebuah RUU yang disahkan oleh Kongres memerintahkan pemerintah untuk mengganti perusahaan telekomunikasi dengan kurang dari dua juta pelanggan untuk biaya mengeluarkan peralatan jaringan yang disediakan oleh perusahaan yang dikatakan sebagai ancaman keamanan nasional. Selain mahalnya biaya mengeluarkan peralatan ini, operator akan kesulitan mengganti suku cadang yang terpaksa dilepas.

Ternyata peralatan jaringan Huawei berada pada 12 hingga 18 bulan di depan persaingan dalam teknologi. Selain itu, berkat hubungannya dengan bank pemerintah di China, Huawei dapat menawarkan pada pelanggan persyaratan pembiayaan yang murah.

Kerugian terbesar Huawei adalah ketidakmampuannya untuk melisensikan layanan seluler Google untuk telepon internasionalnya. Ini tidak banyak merugikan Huawei di hCina tahun lalu, karena sebagian besar aplikasi inti Android Google dilarang di negara itu.

Kebijakan ini berdampak pada model internasional yang tidak bisa menggunakan Google Play Store, ekosistem Google dan aplikasi seperti google maps, google search, Gmail, google drive dan masih banyak lagi. Imbasnya, Huawei telah mengembangkan ekosistemnya sendiri yang akan diluncurkan dalam seri Huawei P40 mendatang.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement