Jumat 13 Mar 2020 01:18 WIB

Dinosaurus Terkecil Terjebak dalam Batu Selama 99 Juta Tahun

Dinosaurus terkecil ini memiliki ukuran yang sama dengan kolibri.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nidia Zuraya
Dinosaurus terkecil ditemukan terjebak di dalam batu amber berusia 99 juta tahun di Myanmar baru-baru ini.(Lida Xing Facebook)
Foto: Lida Xing Facebook
Dinosaurus terkecil ditemukan terjebak di dalam batu amber berusia 99 juta tahun di Myanmar baru-baru ini.(Lida Xing Facebook)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tengkorang seperti burung terperangkap dalam batu amber berumur 99 juta tahun ditemukan di Myammar. Spesimen itu disebut Oculudentavis khaungraae. Tengkorak burung tersebut berukuran 7 mm.

Burung itu juga memiliki ukuran yang sama dengan kolibri, yaitu burung terkecil yang hidup saat ini. Fakta ini menjadikannya sebagai dinosaurus terkecil yang diketahui pada zaman ini.

Baca Juga

Jingmai O‘Connor, dari Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata Beijing mengaku benar-benar terpesona dengan penemuan tersebut. “Seperti semua hewan yang terkurung di dalam batu amber, kondisinya sangat terawat. Ini terkesan dia mati kemarin, dengan semua jaringan lunaknya terperangkap," ujar Jingmai dikutip dari BBC, Kamis (12/3).

Menurut Jingmai, tengkorak burung purba itu didominasi oleh rongga mata besar. Hal ini menunjukkan mata yang melihat ke samping, mirip dengan kadal.

Kemudian, dengan menggunakan CT scan, para peneliti dapat menyoroti rahang yang penuh dengan gigi. Namun, hewan yang sangat kecil ini harus berurusan dengan masalah khusus, seperti bagaimana memasukkan semua organ sensorik menjadi kepala dan juga mempertahankan panas tubuh.

"Burung memiliki cincin tulang, cincin scleral untuk mendukung mata. Pada kebanyakan burung, tulang-tulang individu, yang disebut ossicles scleral, sederhana dan cukup persegi. Namun, Oculudentavis berbentuk sendok," ungkapnya.

Kemudian, tulang matanya membentuk kerucut, seperti tulang mata pada burung hantu. Struktur unik ini membuktikan bahwa burung purba ini memiliki penglihatan yang luar biasa.

Hal ini juga menunjukkan bahwa Oculudentavis aktif pada siang hari. Namun, Jingmai mengakui pihaknya belum memahami secara detail karena yang baru ditemukan hanya bagian dari tengkorak.

Menurut para peneliti, rangkaian sifat spesimen baru yang luar biasa dapat berevolusi baik melalui kendala miniaturisasi. Rahang dinosaurus memiliki jumlah gigi yang sangat besar sehingga burung tersebut diduga merupakan predator serangga. Selain itu, lokasi geografis penemuan mungkin ada hubungannya dengan proses miniaturisasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement