REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Guru Indonesia (IGI) melakukan survei kecil terkait Ujian Nasional dan hubungannya dengan Covid-19. Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim mengatakan sebanyak 63 persen responden setuju UN ditunda sementara 31 persen meminta tetap dilaksanakan.
Sisanya, lanjut Ramli responden tidak mempersoalkan UN ditunda ataupun tetap dilanjutkan. Ramli mengatakan, survei tersebut melibatkan 210 guru dari seluruh provinsi di Indonesia.
"Ini dilaksanakan sebelum DKI Jakarta memutuskan meliburkan sekolah dan menunda Ujian Nasional 2020," kata Ramli, Ahad (15/3).
Terkait hasil survey tersebut, IGI menganggap pemerintah perlu mencermati dan mengambil langkah cepat terkait Covid-19 ini ni. Bukan hanya pelaksanaan UN namun juga intensitas tinggi pertemuan siswa dan guru serta instruktur atau tutor dengan para pelajar menjelang UN.
Pada Senin (16/3) UNBK SMK akan berlangsung. Setelahnya, akan disusul oleh UN SMA dan selanjutnya SMP. "Daripada menanggung resiko penyakit dan kematian, lebih baik UN ditunda dan jika perlu dihapuskan, toh tahun 2021 UN tak lagi dilaksanakan," kata Ramli.
Menurut dia, tidak layak anak-anak bangsa Indonesia dikorbankan untuk sesuatu yang tahun depannya juga sudah akan dihapuskan. "Artinya, pemerintahan pun menganggap UN itu tak banyak bermanfaat," kata Ramli menegaskan.