REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Darmawan Ismail bersama tim menciptakan Alat Perlindungan Diri (APD) yang meminimalisasi penularan virus Corona dan nyaman digunakan bagi tenaga medis. APD tersebut dinamakan Suns Proque kependekan dari Surgeons of UNS Protective Equipment.
Darmawan bersama tim berinisiatif untuk membuat APD yang sesuai dengan prinsip kedokteran, murah, mudah didapat, bisa diproduksi massal, nyaman dan memiliki kemampuan melindungi lebih baik dibandingkan yang ada di pasaran. Menurutnya, bahan-bahan pembuatan Suns Proque mudah didapatkan dan harganya murah.
"Serta yang paling penting memberikan solusi yang selama ini dihadapi tenaga medis saat memakai APD konvensional. Seperti susah buang hajat, mengusap keringat hingga minum. Semua kegiatan ini bisa dilakukan tanpa harus melepas semua APD yang melekat," ungkapnya kepada wartawan, Senin (30/3).
Darmawan merinci, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Suns Proque di antaranya, jas hujan dua buah, plastik mika, lem tembak, gunting, plastik boks dan penutupnya, perekat dobel, kassa penyaring air yang terkecil, spons halus, air deterjen serta potongan handscoen atau kertas plastik.
Sementara untuk desainnya, bagian atas dan seluruh bagian depan kepala tertutup rapat sehingga kedap udara seperti water walker helmet. Selain itu, untuk menjaga udara yang dihirup bersih, dipasang penyaring udara (air filtrator) pada APD tersebut. Penyaring udara tersebut memanfaatkan spons dan air deterjen yang diletakkan di tengkuk, sehingga aman karena tidak langsung kena hidung. APD juga dilengkapi dengan kipas yang digerakkan dengan menggunakan power bank untuk membuat penggunanya nyaman.
“Dengan konsep helm ini penggunannya bisa tetap nyaman menggerakkan kepalanya sekaligus menghilangkan kemungkinan penempelan akibat terlemparnya droplet dari pasien dan tidak terhisap," ucap dia.
Di samping itu, yang membuat Suns Proque berbeda dengan APD lainnya yakni dilengkapi dengan multi purpose hole atau lubang untuk akses dasar pemakai. Keungulannya, tanpa harus melepas APD, tenaga medis bisa memposisikan masker, minum, membersihkan embun yang ada di dalam, sampai menggaruk wajah jika gatal.
"Selama ini kan jika mengenakan APD tidak memungkinkan melakukan hal tersebut," ujar Darmawan.
Keunggulan lainnya, APD tersebut bisa dipakai berulang kali. Ketika ingin dipakai lagi tinggal disemprot disinfektan bagian luar dan bagian dalamnya diusap dengan disinfektan. "Kami belum tahu bisa tahan berapa kali pakai. Tapi setidaknya lebih ekonomis dibandingkan yang sekali pakai dan lebih nyaman dan aman bagi penggunanya," ucapnya.
Pembuatan APD tersebut membutuhkan biaya kurang dari Rp 200 ribu per unit. Biaya terbesar terletak pada power bank untuk menyalakan kipas.