Selasa 31 Mar 2020 05:30 WIB

Peneliti: Polusi Udara Berkurang Selama Karantina

Peneliti menyebutkan udara menjadi jauh lebih sehat.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nora Azizah
Kebijakan karantina di berbagai negara di dunia serta anjuran untuk tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan polusi udara (Foto: ilustrasi polusi udara)
Foto: Sakchai Lalit/AP Photo
Kebijakan karantina di berbagai negara di dunia serta anjuran untuk tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan polusi udara (Foto: ilustrasi polusi udara)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kebijakan karantina di berbagai negara di dunia serta anjuran untuk tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan polusi udara. Para ilmuwan melihat penampakan di beberapa lokasi di Eropa dan Asia mengalami penurunan polusi udara.

Pusat Nasional Ilmu Atmosfer (NCAS) Inggris menemukan setitik partikel kecil sepertiga hingga setengahnya di London, Brimingham, Bristol, dan Cardiff. Polusi nitrogen dioksida juga menurun pada tingkat yang sama. NO2 biasanya diproduksi dari mesin mobil, pembangkit listrik, dan proses industri lainnya.

Baca Juga

"Udara jelas jauh lebih sehat," kata Profesor dari NCAS dan Universitas York. James Lee, dilansir di Fox News, Selasa (31/3).

Ia mengatakan, dalam situasi Covid-19, menunjukkan bahwa manusia di dunia bisa mencapai banyak hal tanpa bepergian. "Ini menunjukkan bahwa jika kita bekerja dari rumah lebih banyak di waktu normal, maka kita akan mempengaruhi polusi udara," kata Profesor polusi udara dari Universitas Leicester, Paul Monks.

Hal senada dijelaskan Profesor sistem bumi, Marshall Burke yang menggunakan data dari sensor pemerintah Amerika Serikat. Empat kota di Cina merasakan manfaat dari pengurangan polusi udara ini.

Ia mengatakan, pengurangan polusi selama dua bulan terakhir kemungkinan telah menyelamatkan nyawa 4.000 anak di bawah lima tahun. Selain itu juga 73 ribu orang dewasa di atas usia 70 tahun.

Burke menegaskan, salah dan bodoh untuk menyimpulkan pandemi Covid-19 baik untuk kesehatan. Namun, perhitungan yang ditemukannya bisa menjadi pengingat berguna bahwa cara kita dalam melakukan sesuatu bergantung pada kesehatan dan mata pencaharian kita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement